Thursday, May 31, 2007

HIDUP FOKE !!! = HIDUP JUDI !!!!

Ali Sadikin Jagokan Fauzie Bowo
--------------------------------------------


Jakarta - Meski namanya dicoret dari PKS, namun Wagub DKI Jakarta Fauzie Bowo yang akan mencalonkan diri sebagai calon gubernur DKI Jakarta justru mendapat dukungan dari tokoh ibu kota. Salah satu yang mendukung pencalonan Fauzie adalah mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin.

Ali Sadikin yang merupakan anggota Petisi 50 mendukung Foke, panggilan akrab Fauzie Bowo, karena melihat sudah saatnya Jakarta dipimpin oleh tokoh sipil.

"Dalam patokan saya Fauzie adalah yang terbaik," ujar Ali Sadikin sambil mengacungkan jempol kanan saat ditemui wartawan di kediamannya, Jalan Borobudur No. 2, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (20/6/2006).

Menurut Ali Sadikin, sudah saatnya tokoh seperti Fauzie Bowo diberi kesempatan untuk menjadi gubernur. Alasannya selain sudah berpengalaman memimpin Jakarta sebagai wagub, Fauzie juga dianggap cakap dalam kepemimpinan.

Fauzie juga merupakan tokoh yang punya orientasi megapolitan Jabodetabek yang awalnya merupakan ide dari Ali Sadikin.

Hingga saat ini Ali Sadikin belum memberikan restu secara resmi ke putra Betawi bergelar doktor itu. Namun secara informal dia sudah bertemu Fauzie Bowo untuk mendukungnya menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Sedangkan untuk calon wakil gubernur, Ali menyerahkan sepenuhnya kepada Fauzie Bowo. "Itu terserah Fauzie apakah dari luar. Kalau militer itu diserahkan saja pada masyarakat," tandas pensiunan jenderal ini.

sumber: detikcom
=============

Ali Sadikin Dukung Fauzi Bowo
------------------------------------------


JAKARTA (Pos Kota) - Mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin minta agar Ibukota ini nantinya dipimpin orang yang berpengalaman dan mengetahui persis tentang problematika serta kondisi Jakarta.

Hal itu diungkapkan saat memberikan sambutan dalam Tablik Akbar dan sekaligus Ulang Tahun PKP di Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, Sabtu pagi. Acara ini antara lain dihadiri oleh Wagub DKI Fauzi Bowo dan Walikota Jakarta Timur Koesnan Abdul Halim serta pejabat lainnya, serta ribuan warga setempat.

Ali Sadikin mengakui figur Fauzi Bowo yang telah berpengalaman selama 30 tahun di lingkungan Pemda DKI Jakarta tersebut dinilai layak untuk memimpin Ibukota yang berpenduduk sekitar 10 juta orang itu.

Pemilihan Kepada Daerah (Pilkada ) di Jakarta akan dilaksanakan sekitar September Tahun 2007. Sejumlah balon Gubernur Jakarta yang mencuat saat ini antara lain Fauzi Bowo dan Adang Daradjatun. Sementara Agum Gumelar dan Sarwono hingga kini belum mendapatkan ?kendaraan? untuk mendukung pencalonannya.

sumber :poskota & berpolitik.com
========================

Ali Sadikin: Gubernur Baru Harus Halalkan Judi
------------------------------------------------------------------

Jakarta, Rakyat Merdeka. Jelang Pilkada, bekas Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin bicara blak-blakkan soal judi. Menurut Bang Ali –sapaan akrabnya, judi harus dibolehkan oleh gubernur terpilih dalam Pilkada mendatang. Sebab, dengan pajak judi, maka DKI bisa menjadi kota megapolitan dan rakyatnya tak kesusahan.

Saat ditemui kemarin (4/4) di kediamannya, di Jalan Borobodur 37, Menteng, Jakarta Pusat, Bang Ali mengatakan, Gubernur DKI terpilih harus berani mengambil sikap untuk menjadikan Jakarta maju pesat seperti Singapura atau Malaysia. Solusi tercepat dengan melegalkan judi.

“Dulu waktu pertama kali saya memimpin Jakarta pada tahun 1966 APBD cuma Ro 66 juta. Karena saya nggak mau membebani warga, maka dicarilah solusi. Akhirnya saya setuju melegalkan judi. Dari situ, saya ambil pajak yang langsung disetorkan oleh bank, tanpa melalui staf biar nggak dikorupsi. Jadi tiap tahun pajak judi semakin bertambah. Dan, dari pajak judi tersebutlah saya bisa membangun Jakarta,’’ tegasnya dengan berapi-api.

Bang Ali mengakui awalnya kebijakan itu mendapat tekanan dari para ulama dan tokoh masyarakat. Tetapi setelah dilakukan pendekatan mereka akhirnya mengerti dan mendukung kebijakan dirinya.

Dari uang judi itulah, Jakarta kemudian dibangun. Lantaran APBD DKI terus meningkat karena pajak judi. Di akhir masa jabatannya, APBD DKI mencapai Rp 90 miliar. Dengan uang itulah, Pemprov DKI bisa mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang berpihak terhadap rakyat kecil. Seperti menggratiskan biaya sekolah anak SD. Bahkan APBD DKI juga digunakan untuk mensubsidi anggaran pemerintah pusat.

“Sebenarnya sekarang ini judi ada dimana-mana. Masalahnya judi semakin liar. Yang untung preman dan pejabat korup. Kondisi ini tentunya berdampak buruk bagi masyarakat. Jadi kenapa sih mesti masalah, jangan munafik dong,’’ tegas Ali.

Purnawirawan Marinir ini memberi contoh, bagaimana Malaysia yang notabene adalah negara muslim melegalkan judi. Semestinya Indonesia tak perlu malu.
‘’Judi jangan dipandang dari satu aspek saja. Jika ada manfaat yang diperoleh kenapa harus takut untuk dilegalkan,’’ ungkap Ali yang juga pernah menjabat Menteri Perhubungan Laut di era Soekarno.

Secara pribadi Bang Ali menyanjung Gubernur Sutiyoso yang dinilainya berani dan tegas. Salah satu konsep Sutiyoso yang luar biasa adalah konsep Megapolitan. Konsep itu adalah pengembangan dari konsepnya tentang Jabotabek.

“Gubernur mendatang harus meneruskan kebijakan Sutiyoso. Busway, Monorail, Subway harus terus dilaksanakan. Itu juga dulu adalah impian saya,’’ tandas Bang Ali.

Karena itulah, Bang Ali berpesan kepada warga DKI untuk pintar-pintar menseleksi pemimpinnya. “Cari Gubernur yang memiliki pengalaman dan kematangan di birokrasi. Mau militer atau sipil, itu tak masalah,’’ ujarnya.

sumber:Rakyat Merdeka
==================

Orang Demokrat Minta Cagub DKI Legalkan Judi
-----------------------------------------------------------------

Disuruh Ikuti Jejak Bang Ali Sadikin

Menjelang Pilkada DKI, isu melegalkan perjudian di Ibukota kembali mencuat. Wakil Ketua DPRD DKI dari Fraksi Demokrat Ilal Ferhard menantang para kandidat cagub membuat komitmen melegalkan judi guna menggenjot pendapatan daerah.

“APBD DKI tahun depan bakal menurun, karena pendapatan dari pajak kendaraan bermotor menurun. Untuk menggenjot pendapatan daerah, perlu dilakukan keberanian gubernur mendatang melegalkan perjudian, karena hasil pajak dari perjudian sangat besar,” kata Ilal kepada wartawan di Gedung DPRD, Kebon Sirih, kemarin.

Ilal menjelaskan, ide Bang Ali melegalkan perjudian sangat masuk akal, karena pendapatan pajak dari sektor tersebut sangat besar. Ilal mencontohkan, saat Bang Ali memimpin Jakarta tahun 1966, APBD DKI hanya Rp 66 juta. Namun, ketika Ali melegalkan perjudian, APBD DKI mencapai miliaran rupiah. Dengan hasil itu pula, lanjutnya, Bang Ali bisa membangun Jakarta, dan hasilnya bisa dirasakan semua warga Jakarta.

“Kita jangan munafik. Malaysia salah satu negara yang memiliki populasi muslim terbesar, melegalkan perjudian. Kenapa di sini tidak bisa. Yang terpenting ditata dengan baik, dan hasilnya digunakan seluas-luasnya untuk kepentingan rakyat,” tambahnya.

Penasehat Fraksi Demokrat DPRD DKI itu mengatakan, perjudian jangan dilihat dari kacamata yang sempit, namun harus dilihat dari kepentingan yang lebih luas.

Ilal menambahkan, karena pentingnya hal itu, maka harus dicari figur gubernur seperti Ali Sadikin. Dia pun menantang cagub mendatang membuat kontrak politik akan melegalkan perjudian, jika terpilih menjadi menjadi gubernur. “Biar masyarakat tahu siapa sebenarnya yang berani melakukan langkah berani seperti Bang Ali Sadikin,” tegasnya.

Bahkan, tambah Ilal, ia yakin cagub DKI yang berani membuat komitmen itu, akan mendapat dukungan luas warga Ibukota Jakarta di Pilkada DKI Agustus mendatang.

Menanggapi pernyataan Ilal, anggota Fraksi Demokrat Aliman Aat mengatakan, apa yang disampaikan Ilal bukan sikap resmi Partai Demokrat DKI atau fraksinya di DPRD, namun itu hanya pernyataan pribadi Ilal.

“Kita belum pernah membicarakan soal itu. Saya berpikiran masih banyak cara lain untuk mencari uang selain dari jalan perjudian,” tegas Aliman yang juga Sekretaris DPD Partai Demokrat DKI ini saat dihubungi Rakyat Merdeka, tadi malam.

Berbeda dengan Aliman, Wakil Ketua Bappilu PD Deny Taloga, justru sepakat dengan Ilal. Menurutnya, legalisasi judi dilakukan agar bisa memberantas judi-judi gelap yang saat ini masih ada dan menyusahkan rakyat kecil.

Jika dilokalisir seperti di Pulau Seribu, kata Taloga, maka semua bisa dipantau dengan baik. “Tapi Harus dibentuk badan khusus untuk mengelola tempat judi. Bahkan pajak judi tersebut dapat dipakai untuk pendanaan pembangunan Jakarta,’’ ungkap anggota Fraksi PD DPRD DKI ini.

Sementara itu, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) akan menolak habis-habisan jika judi dilokalisasi. Ketua DPW PPP Jakarta Chudlary Syafi’i Hadzami menegaskan, akan pasang badan untuk menolak usulan tersebut. “Cagub atau gubernur terpilih yang bikin kebijakan judi akan kami tolak.“ RM

sumber:Rakyat Merdeka
==================


Dicari, Cagub DKI Pro Judi
------------------------------------


Jakarta, Rakyat Merdeka. Wacana legalisasi perjudian di Jakarta kembali mencuat. Kali ini yang mengusung wacana tersebut adalah Wakil Ketua DPRD DKI Ilal Ferhard. Dia menantang kandidat Cagub untuk berani membuat komitmen melegalkan judi seperti yang pernah lakukan bekas Gubernur DKI Ali Sadikin.

"APBD DKI tahun depan bakal menurun karena pendapatan pajak kendaraan bermotor juga turun. Makanya, untuk meningkatkan pendapatan daerah, perlu keberanian melegalkan perjudian. Semua tahu, hasil pajak perjudian sangat besar," katanya.

Dikatakan, ide Bang Ali melegalkan perjudian sangat masuk akal karena pendapatan pajak dari sektor tersebut sangat besar. Ilal mencontohkan saat Bang Ali memimpin Jakarta tahun 1966 APBD DKI hanya 66 juta. Jumlah tersebut meningkat drastis ketika judi dilegalkan. Di akhir masa jabatan Bang Ali, APBD DKI bahkan mencapai angka miliaran rupiah.

"Kita jangan munafik. Malaysia saja, yang warganya mayoritas muslim, melegalkan perjudian. Kenapa disini tidak bisa? Yang terpenting ditata dengan baik dan hasilnya digunakan seluas-luasnya untuk kepentingan rakyat," imbuh Penasehan FPD DPRD DKI ini.

Ilal meminta semua elemen masyarakat tidak melihat perjudian dari kacamata yang sempit, tetapi kepentingan yang lebih luas. Dalam soal ini, ia menilai, Gubernur DKI seperti Ali Sadikin layak dijadikan contoh. "Siapa yang berani, akan saya dukung. Dan saya yakin, warga DKI juga akan mendukung," pungkasnya.

Menanggapi pernyataan Ilal tersebut, politisi PKS Selamat Nurdin enggan berpolemik. Menurut dia, sebagai wacana, legalisasi judi itu sah-sah saja dilontarkan oleh siapapun. Permintaan kepada kandidat Cagub untuk berkomintmen terhadap legalisasi judi di Jakarta dianggap bukan pada tempatnya. Sebab, hal itu harus dibahas bersama dalam skala nasional.

"Legalisasi judi itu berkaitan dengan UU. Jadi tidak bisa disederhanakan dengan menolak atau menerima usulan tersebut. Kalau ada yang mengusulkan, silakan saja ajukan ke parlemen. Biar di bahas di DPR. Apapun, semuanya kan tergantung konsensus bersama," katanya.

Lebih lanjut dikatakan, dalam slogan pasangan Adang Daradjatun-Dani Anwar yang disokong PKS belum ada pernyataan ’tolak judi’. Sebab, bagi PKS, yang paling substansial adalah mengatasi kemiskinan dan mensejahterakan masyarakat. "Wacana PKS adalah kesejahteraan. Titik. Problem judi, prostitusi, dia akarnya adalah kesejahteraan. Kami ingin mengatasi semua itu dengan menebar kebaikan," pungkasnya. jpnn

sumber: Rakyat Merdeka.
==================


Tolak Legalisasi Judi di Jakarta
------------------------------------------


Jakarta - Menjelang Pilkada DKI muncul wacana agar gubernur yang akan datang melegalkan praktek judi di Jakarta. Wacana itu ditentang beberapa ormas Islam. Pemuda Muhammadiyah dan Gerakan Pemuda Ansor menilai wacana itu dapat merusak tatanan moral.

"Munculnya wacana gubernur mendatang harus melegalkan judi adalah pemikiran yang kontradiktif dan bisa merusak Jakarta 20 tahun ke depan," kata Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah DKI Jakarta Yahya Abdul Habib di sebuah restoran di Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Kamis (12/4/2007).

Yahya menilai, banyak langkah cerdas, kreatif dan strategis yang bisa diolah untuk memaksimalkan modal sosial masyarakat tanpa melalui legalisasi praktek judi. "Ini tinggal ditunjang oleh komitmen pemerintah untuk mengembangkan dan memajukan Jakarta," tukasnya.

Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor DKI Jakarta Zaenal Abidin juga menyatakan hal yang sama. Dia menilai, seharusnya wacana melegalkan judi ini tidak perlu dimunculkan dalam pilkada. Sebab ini akan merusak moral masyarakat DKI Jakarta.

Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Rois Hadayana di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, menilai wacana legalisasi judi sebagai hal yang percuma. Karena aturan judi di Indonesia sudah jelas. "Sudah ada payung hukum soal itu dan sudah jelas. Wacana itu tidak etis dibahas di DPRD karena itu kewenangan pemerintah pusat," kata Rois .

Wacana itu bisa menimbulkan iklim tidak sehat di masyarakat. "Kalau wacana itu terus diperbincangkan akan menimbulkan pro dan kontra. Saya tidak ingin menilai wacana itu dari dimensi setuju atau tidak, tapi kita bicara hukum," ujarnya.

Wacana legalisasi praktek judi di Jakarta dilontarkan mantan Gubernur Ali Sadikin beberapa waktu lalu. Dia meminta kepada gubernur DKI hasil pilkada untuk melegalkan praktek judi untuk menambahkan Pandapatan Asli Daerah.

sumber:Ramdhan Muhaimin - detikcom
============================

HIDUP FOKE !!! = HIDUP KORUPSI !!!!

Maju Jadi Cawagub, Asril Habis Rp 4 Miliar
----------------------------------------------------------


Jakarta, Tim sukses bekas cawagub Asril Tanjung, Iwan Syafrizal mengaku jenderal bintang dua itu telah mengeluarkan biaya sebanyak Rp 3 hingga Rp 4 miliar selama mengikuti penjaringan cawagub di parpol.

“Kalau ditotal biaya yang kami habiskan mencapai Rp 3 sampai Rp 4 miliar,” bebernya kepada wartawan, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Iwan mengatakan, dana itu dihabiskan untuk berbagai kegiatan, mulai dari partai yang minta bantuan untuk konsolidasi sampai acara mukerwil partai.

Dia mengutarakan, sepengetahuannya partai tidak meminta hanya kepada salah satu calon, namun semua kandidat yang ikut penjaringan di partai. “Yang saya dengar Slamet Kirbiantoro dan Djasri mengeluarkan dana sampai 5 miliar,” ungkapnya.

Menurut Iwan, posisi cawagub serba salah jika dimintai sumbangan oleh parpol karena jika tidak disanggupi, para cawagub khawatir pencalonannya tidak diloloskan.

“Kalau sekarang para cagub dan cawagub yang kalah di penjaringan partai mengeluh, dan kini berteriak agar pilkada kelak bisa mengabulkan pencalonan cagub dari non partai, karena mereka pernah merasakan bagaimana mengikuti penjaringan di partai,” ungkapnya.

Sebelumnya, Faisal Basri mengaku telah menghabiskan dana sebanyak Rp 1 miliar untuk biaya kegiatan di partai dan publikasi sedangkan Sarwono mengaku habis Rp 2 miliar

sumber:Rakyat Merdeka.
==================


Fauzi Bowo Kampanye Pakai Uang Pemda?
---------------------------------------------------------


Perspektif Online
03 May 2007Etika Fauzi Bowo Dipertanyakan Publik
laporan oleh: Hayat Mansur Untuk kesekian kalinya Fauzi Bowo batal tampil di Gubernur Kita. Yang tampil malah dirinya dalam bentuk iklan Pemerintah DKI menyambut HUT Kota Jakarta yang beberapa kali diputar saat jeda acara Gubernur Kita. Karena itu publik mempertanyakan etika Fauzi Bowo yang sebelumnya juga sudah gencar memasang foto dirinya di sejumlah penjuru Jakarta. Saking gemasnya, mahasiswa menyarankan agar Fauzi Bowo digantikan Wimar Witoelar sebagai calon gubernur.
Ceritanya ini iklan HUT DKI, dibiayai oleh Pemprov DKI - uang rakyatSetelah calon gubernur (Cagub) Adang Daradjatun kemudian Sarwono Kusumaatmadja tampil di acara Gubernur Kita, pada Kamis malam (3/5) semestinya giliran Fauzi Bowo menyampaikan visi dan misinya sebagai calon gubernur (Cagub). Namun seperti sebelumnya, publik kembali harus kecewa karena Fauzi batal hadir. Tak ada alasan jelas mengenai ketidak hadirannya. Memang Fauzi Bowo mau hadir atau tidak di acara Gubernur Kita adalah haknya. Yang pasti adalah hak kita sebagai pemilih untuk memilih Cagub yang mau menampilkan diri atau hanya tampil di gambar-gambar saja. Terkait dengan sudah banyaknya beredar gambar diri para Cagub di penjuru Jakarta, bagaimana sebenarnya etika berkampanye di Pilkada Jakarta? Simak beberapa kutipan perbincangan di acara Gubernur Kita yang kali ini menampilkan M. Hamdan Rasyid (anggota KPUD Jakarta), Didik Supriyanto (ketua Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi), dengan audience mahasiswa-mahasiswi Akademi Maritim Pembangunan Jakarta. Seperti biasa, acara ini dipandu host Effendi Gazali, Co host Iwel dan Fenny Rose, serta Panelis Ryaas Rasyid dan Wimar Witoelar.Hak PemilihEffendi: Malam ini kita akan membahas mengenai etika kampanye. Wimar: Lalu, bagaimana etika kalau diundang tidak datang?Effendi: Itu juga penting. Tapi saya perlu menyampaikan informasi bahwa sebetulnya kita sudah mulai giliran untuk menyambut atau mempersilahkan mereka yang menjadi kandidat untuk datang ke sini. Pasangan Adang Daradjatun - Dani Anwar, dan Sarwono Kusumaatmadja – Jeffry Geovanie telah hadir. Malam ini sebetulnya kami ingin menyambut sekali Fauzi Bowo yang masih mencari calon wakilnya. Tapi karena sesuatu hal dan lainnya serta statusnya sebagai incumbent sampai kini belum bisa datang.Wimar: Ini perlu dicatat karena saya suka dituduh memojok-mojokin orang yang tidak datang. Sebetulnya hak Fauzi Bowo sepenuhnya untuk datang atau tidak datang. Tapi adalah hak pemilih untuk memilih Cagub yang mau menampilkan diri atau hanya tampil di gambar-gambar saja.Billboard Fauzi BowoWimar: Untuk penonton yang penting adalah apa yang disebut pelanggaran. Apa yang disebut melanggar aturan Pilkada?Didik: Pelanggaran dalam Pilkada ada dua yaitu Pidana dan Administrasi. Pelanggaran Pidana adalah pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan dalam UU No.31 tentang Pilkada. Misalnya, dalam Pilkada tidak boleh meyakinkan orang melalui uang. Sedangkan pelanggaran administrasi adalah pelanggaran terhadap ketentuan yang menyangkut persyaratan atau yang dibuat oleh KPUD atau pemerintah di luar UU tadi. Misalnya, pasang gambar sembarangan. Tidak boleh pasang gambar di jalan tolWimar: Saya mau tanya. Kemarin di jalan tol Slipi ada gambar Hari Pendidikan Nasional dengan foto Fauzi Bowo dan Sutiyoso tapi tidak ada gambar anak sekolahnya. Kalau dari jauh, kita pikir itu kampanye dengan Cagubnya Fauzi Bowo dan barangkali Cawagubnya Sutiyoso. Apakah itu melanggar?Didik: Ini agak susah karena biasanya calon-calon dari incumbent biasanya mempergunakan posisinya dan fungsinya dengan baik. Saya pikir itu tidak hanya terjadi di Jakarta. Orang sich melihat itu suatu pelanggaran atau aturan main.Wimar: Itu mungkin termasuk melanggar anggaran dan izin billboardDidik: Itu bisa jadiEffendi: Saya mau tanya, apakah anggaran itu ditanggung pasangan kandidat atau Pemda DKIDidik: Kalau untuk Hari Pendidikan Nasional sudah jelas ditanggung Pemda DKIKomentar PenontonBerikut ini beberapa pandangan publik melalui telepon dan dari dalam studio terhadap ketidak hadiran Fauzi Bowo dan calon yang gambarnya tampil di berbagai billboard.Abdullah (Jakarta): Mengenai etika kampanye, kalau dikatakan mencuri start memang belum ada garis startnya belum ada sampai sekarang. Yang menarik adalah masalah incumbent. Saya sebagai warga Jakarta berharap dengan adanya Pilkada nanti terpilih kepala daerah yang bisa melakukan perubahan terutama masalah birokrasi. Karena itu sebenarnya lebih fair kalau memang ingin mencalonkan diri dalam Pilkada, calon incumbent lebih baik mundur saja walaupun dalam peraturan pemerintah dibenarkan untuk mengambil cuti. Tapi ini untuk pendidikan politik maka sebaiknya mundur. Ini penting juga agar tidak terjadi politisasi birokrasi.Robby (Mahasiswa Akademi Maritim Pembangunan Jakarta): Selamat malam. Sebetulnya kami berbondong-bondong datang ke sini dengan sudah menyiapkan banyak pertanyaan untuk Cagub kita tapi karena kondisi ini kita kecewa. Calon yang telah mengecewakan kita lebih baik siap-siap mundur saja. Saya lebih cenderung Pak Wimar saja yang menjadi gubernur.Ali (Kebon Jeruk): Biar saja peraturan mau dilanggar atau tidak, tapi yang jelas etika dilanggar.Johansyah (Cinere): Saya terus terang sangat muak dengan politisasi birokrasi. Ini seolah-olah berlangsung tanpa ada rem dari peraturan yang berlaku. Bahkan di acara ini tadi saya melihat iklannya telah melakukan politisasi birokrasi. Kedoknya HUT DKI tapi dibelakangnya ada gambar Fauzi Bowo dengan menyebut serahkan pada ahlinya. Ini tidak fair. Sebenarnya acara ini bagus tapi apa yang salah Bung Effendi selalu berusaha menghadirkan calon tersebut tapi tidak pernah hadir. Padahal acara ini bagus untuk mempromosikan dia.Kedaulatan PemilihIwel: Saya boleh dong tanya kepada Pak Wimar yang sudah professor dalam Public Relations. Bagaimana tips gratis untuk para calon ini supaya mereka tidak menempel dimana-mana dalam rangka memperkenalkan diri?Wimar: Tergantung para calon. Barangkali beberapa calon sudah terbiasa menjadi gubernur pada zaman dulu dimana ditunjuk dari atas. Jadi sedikit mungkin bertemu wartawan, sedikit mungkin muncul di televisi. Yang penting bertemu Pak Harto atau siapa. Kalau sekarang barangkali yang penting bertemu pemodal. Kalau zaman sekarang makin banyak bertemu masyarakat makin terpilih. SBY sudah masuk ke pola yang kedua. Dia menghadapi masyarakat. Tapi di DKI ada calon yang belum yakin apakah dia perlu bertemu masyarakat atau hadir di Gubernur Kita, atau dia diam saja dengan pasang poster di sana-sini. Dia juga tidak pernah bicara apa-apa, hanya gambar saja. Dia juga tidak ada program, tidak ada keberpihakan, tidak bisa menerangkan tanggung jawabnya dalam 10 tahun di DKI kemarin. Dia hanya berharap bisa menang hanya dari fotonya saja. Jadi tergantung pemilih. Kalau pemilih bisa kena kibul sama foto maka kita tidak bisa apa-apa karena itu adalah kedaulatan pemilih. Effendi: Saya mau menanyakan kepada mahasiswa sebagai pemilih muda. Kalau Anda melihat ada calon yang banyak sekali memasang iklan dengan seperti tadi politisasi birokrasi dibandingkan dengan calon yang hanya bisa memasang sedikit iklan karena uangnya sedikit. Apakah Ada yang mau memberikan suara untuk calon yang banyak memasang iklan dengan cara politisasi birokrasi tadi? Silakan angkat tanganMahasiswa: hu … hu… (Tidak ada satu pun yang mau mengangkat tangan)Wimar: Mereka adalah orang-orang yang cerdas. Mudah-mudahan pemilih lain di Jakarta sama cerdasnya dengan mereka.Penutup Wimar:Saya hanya menganjurkan agar pemilih betul-betul melihat calon mana yang menyalah-gunakan uang kantornya, uang jabatannya dan mana yang tidak. Pilih yang jujur.Anda pilih siapa: yang menampilkan diri dan berani menjawab, atau yang hanya tampil dalam gambar-gambar saja? You will get the Governor you deserve!
sumber:perspektif.net
================

FOKE sepakati pada harga Rp 300 milyar untuk siram Parpol
----------------------------------------------------------------------------------


Pilkada Jakarta kembali dihangatkan adanya kandidat Gubernur yang tebar 'gizi'. Isu ini kembali menyeruak menyusul terjadinya pertikaian internal di dalam Partai Damai Sejahtera. Dari perselisihan itulah,terkuak kabar, Fauzi Bowo menebar 'gizi' ke partai ini sebesar Rp 10 milyar yang dibayar bertahap.

Pengakuan adanya sogokan politik itu diungkapkan oleh Robert Dede Bangun, wakil ketua PDS Jakarta. Robert dan sejumlah pengurus PDS Jakarta lainnya terancam dipecat karena masih ngotot mengusung nama Agum Gumilar, selain Fauzi, ke DPP PDS.

Dalam wawancaranya dengan Kantor Berita Radio 68 H, Robert menyatakan, 'Pak Ninno (Constantin Ponggawa, Ketua DPD PDS Jakarta--red) di dalam rapat pleno, dia mengatakan demikian, bahwa Rp 2,5 milyar akan diberikan kepada PDS, kalau cuma Fauzi Bowo saja yang didukung PDS. Jadi Fauzi Bowo akan memberikan Rp 2,5 milyar sesudah Rakerwil selesai, dengan ketentuan satu nama diusung ke DPP.'

Tak berhenti di situ, kucuran uang juga akan mengalir ketika kampanye dan setelah Fauzi terpilih sebagai Gubernur.'Sesudah gitu, Rp 2,5 milyar lagi, pada saat kampanye. Sudah gitu Rp 2,5 milyar lagi setelah Pak Fauzi Bowo menjadi gubernur. Tapi rapat pleno terakhir, diberitakan oleh Pak Ninno, bahwa itu (dananya.red) ditambah lagi Rp. 2,5 milyar, jadi seluruhnya Rp 10 milyar,' ujarnya.

Adanya dugaan sogokan politik ke PDS ini tak ayal membumbungkan pertanyaan nakal, seperti berapa yang diterima PPP dan Golkar, dua parpol yang juga sudah membulatkan dukungan kepada satu nama, Fauzi Bowo.

Pertanyaan ini mengemuka lantaran perolehan kursi kedua partai hampir dua kali lipat dari yang diperoleh PDS. Sebagaimana diketahui, PPP dan Golkar sama-sama meraup 7 kursi, sedangkan PDS hanya 4 kursi saja di DPRD Jakarta. Namun, sejauh ini, belum beredar kabar adanya sogokan politik ke dua parpol tersebut.

Sebelumnya, Foke, begitu sapaan Fauzi Bowo, juga dihubung-hubungkan dengan informasi yang beredar mengenai adanya 'kesepakatan' seorang kandidat dengan sebuah partai politik besar. Menurut info yang diteruskan dari satu sms ke sms itu, parpol itu meminta 'gizi' yang nilainya terbilang fantastis, Rp 500 milyar. Setelah ditawar, konon, disepakati pada harga Rp 300 milyar yang dibayar dalam 2 termin.

Dalam sebuah diskusi tentang banjir yang berlangsung pekan lalu di Jakarta, pengamat politik Sukardi Rinakit menyatakan angka sebesar itu tidaklah fantastis buat ukuran Jakarta. 'Lihat saja APBD-nya yang mencapai 20-an trilyun. Kalau tiap tahunnya dibancak 100 milyar, sudah kembali modal kan?' ujarnya menjawab pertanyaan seorang peserta diskusi.

sumber: berpolitik.com
================

KPK Harus Usut KKN Foke
------------------------------------


Jakarta - Puluhan orang dari Solidaritas Masyarakat untuk Demokrasi meminta dugaan KKN cagub DKI Jakarta Fauzi Bowo alias Foke diusut tuntas.

Dugaan KKN Fauzi diusung dalam aksi yang diikuti 20 orang di Gedung KPK, Jalan Veteran III, Jakarta Pusat, Rabu (21/2/2007) pukul 11.15 WIB.

Massa membeberkan KKN yang dilakukan pria yang kini menjabat menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta itu.

Fauzi dituding melakukan penyerobotan tanah dan bangunan di Jalan Teuku Umar nomor 19, Menteng, Jakarta Pusat. Lahan itu semula milik H Usman Sani.

"Saat itu Fauzi Bowo menggunakan pengaruhnya untuk mengambil alih tanah dan bangunan di Jalan Teuku Umar. Bahkan sertifikat kepemilikan rumah tersebut dialihkan ke anak-anaknya," kata Agus, koordinator aksi sambil menunjukkan sertifikat tanah.

Agus meminta KPK memeriksa harta kekayaan Fauzi dan DPP PPP serta partai lain diminta meninjau ulang untuk mengusung Fauzi dalam pilkada.

Massa juga mengusung spanduk dan poster bertuliskan "Pantaskah Fauzi Bowo menjadi gubernur", "Fauzi Bowo penyerobot hak rakyat", dan "Usut tuntas KKN Fauzi Bowo

sumber :detikcom
============

Jelang Pilkada DKI, Kisruh PDS Makin Panas
-------------------------------------------------------------


Jakarta - Kisruh di internal Partai Damai Sejahtera (PDS) menjelang pilkada DKI semakin memanas. Wakil Ketua DPW PDS DKI Jakarta Robert Gede Bangun siap menggugat balik partainya.

PDS menyatakan akan memecat kader-kader DPW yang mbalelo dan menolak mendukung Fauzi Bowo sebagai cagub dari PDS.

"Saya tidak masalah dipecat oleh partai, saya akan menggugat balik PDS," kata Robert kepada wartawan melalui telepon, Kamis (8/3/2007).

Keputusan partainya untuk menonaktifkan kader PDS yang tidak mendukung Foke, imbuh Robert, membuktikan sikap partai yang makin otoriter.

"Itu sikap sepihak yang otoriter. Saya tidak pernah diajak bicara. Dan jangan anggap saya sebagai politisi kacangan dong!" cetus dia.

Mengenai bantahan Ruyandi Hutasoit bahwa dia tidak pernah mengatakan menganulir Foke, Robert siap membuktikan kebohongan ketua umum PDS itu.

"Saya siap mengeluarkan rekaman (kalau Ruyandi pernah mengatakan akan menganulir Foke di gereja), kalau saya tidak asal ngomong," tegas dia.

Hal senada dikatakan pengurus DPW PDS DKI lainnya, Ronny Wongkar. Dia akan ikut menggugat balik PDS. Sebab sampai saat ini banyak kader PDS yang belum mendapatkan sosialisasi secara langsung kalau partainya mendukung Fauzi Bowo sebagai cagub.

"Saya saja baru tahu kalau Foke dicalonkan oleh partai dari koran," kata dia.

Wongkar siap membongkar adanya pemberian sebesar Rp 5 miliar dari Foke untuk Ketua DPW PDS DKI Constant Ponggawa agar menggolkan Foke sebagai cagub.

"Karena sudah terlanjur main bongkar-bongkaran. Saya juga mau bilang kalau Constant dapat Rp 5 miliar dari Foke," kata dia.

Sebelumnya ada dua nama yang diunggulkan partai ini, Foke dan Agum Gumelar sebagai cagub. Namun lewat SK 088/Keputusan/BK/DPP-BPKP/II/2007, DPP menetapkan Foke sebagai cagub.

Penetapan cagub itu ditegaskan DPP sudah final. DPP akan memecat pengurus yang masih tidak mengikuti SK tersebut.

sumber:detikcom
============


Essential Governor Qualities: Love of Justice, Respect for the Law, Transparency & Humanity

OPEN LETTER TO GOVERNOR OF JAKARTA CANDIDATE SURAT TERBUKA UNTUK KANDIDAT GUBERNUR

FAUZI BOWO

(in English and Bahasa Indonesia)
------------------------------------------------------------------------------------------

Dr. Ing. H. Fauzi Bowo

Wakil Gubernur/ Vice-Governor DKI Jakarta

Alamat Kantor/Office Address : Jl. Merdeka Selatan (Balai Agung), Jakarta.

Alamat Rumah/Home Address : Jl. Teuku Umar 24 Menteng Jakarta-Pusat (Central Jakarta), INDONESIA.

Yang terhormat Fauzi,
Saya memasang surat terbuka di internet ini dikarenakan saya telah menulis beberapa kali kepada anda tetapi belum pernah menerima penghormatan yang sama atas jawaban mengenai persoalan kemanusiaan, keadilan, pandangan dan penghormatan yang benar terhadap hukum. Semuanya ini benar-benar atas dasar keprihatinan saya terhadap tanggung jawab masa depan yang akan diemban oleh Gubernur dari Ibukota Negara Indonesia.
Seperti anda ketahui, pada bulan November 2002, saya dipenjarakan sama sekali atas tuduhan palsu sehingga sepupu anda, Sherisada Manaf (Richardson) dapat mengambil dengan cara illegal yayasan dan 2 sekolah saya (Khresna International Education Foundation atau dikenal sebagai KIEF School dan Jakarta International Montessori School (JIMS), Komplek ISCI, Jl. Ciputat Raya No. 2 Jakarta 12063 serta Balikpapan Independent Personal School (BIPS), Vilabeta Residence No. 26, Jl. Marsma Iswahyudi, Gunung Bakaran, Balikpapan), rumah yang saya bangun, tabungan-tabungan saya, seluruh barang-barang pribadi saya dan yang sangat lebih tidak manusiawi adalah 2 anak saya.

Meskipun laporan forensik palsu diperoleh dengan cara menyuap dari Dr. Teguh Daryatno, RS International Bintaro, beberapa perwakilan saya memberitahukan bahwa pengaruh anda ada dibelakang ketidakadilan yang tidak manusiawi atas penangkapan, deportasi dan pengambilan barang-barang pribadi saya.
Atas pelanggaran terhadap keluarga saya dan saya, korupsi, pidana, putusan yang buruk, ketidakadilan, ketidakhormatan terhadap hukum dan ketidakmanusiawian telah memainkan peranannya. Saya sarankan kepada anda dan siapapun yang membaca surat ini bahwa siapapun dengan karakteristik negatif tidak cocok menjadi Gubernur Ibukota Indonesia.
Tidak diragukan anda merupakan orang yang sangat kompeten dalam banyak bidang professional, tetapi bila anda terpilih sebagai Gubernur pada bulan Agustus, saat ini anda harus menunjukkan bahwa anda mempunyai kualitas karakter yang diharapkan dari seorang pemimpin di Negara Indonesia yang menuju pembaharuan dan perkembangan. Saya minta anda membuktikannya dengan cara:
1. Menunjukkan penghormatan terhadap hukum dengan menginstruksikan Polda Metro Jaya untuk menginvestigasi kejahatan terhadap anak-anak saya dan saya sehingga keadilan (saya bukan ingin balas dendam, hanya kebenaran dan keadilan) dapat dilaksanakan.
2. Menjalankan pemerintahan dengan layak, sama sekali transparan dan dapat dipertanggungjawabkan secara keseluruhan dan
3. Menyokong saya atas misi tak mementingkan diri sendiri, berperikemanusiaan untuk memajukan pendidikan dan memberantas kemiskinan melalui kegiatan usaha di daerah Jakarta Raya.

Anda merupakan paman sepupu anak-anak saya dan saya ingin mereka dan seluruh penduduk Jakarta dan bangsa Indonesia berpikir baik tentang anda. Saya sangat berharap anda tidak akan mengecewakan kami.
Salam,
Frank Richardson

Dear Faulkner (aka Fauzi),

I am posting this open letter on the internet because I have written to you several times, but have never received even the courtesy of a reply about an issue of humanity, justice, good judgment and respect for the law. These are all essential concerns for any future responsible governor of Indonesia’s capital city.

As you know, in November, 2002, I was jailed on entirely false charges so that your cousin, Sherisada Manaf (Richardson), could illegally take my foundation and two schools from me (Khresna International Education Foundation, otherwise known as KIEF Schools, and the Jakarta International Montessori School (JIMS), Komplek ISCI, Jalan Ciputat Raya No. 2, Jakarta 12063, and Balikpapan Independent Personal School (BIPS), Vilabeta Residence No.26, Jl. Marsma Iswahyudi, Gunung Bakaran, Balikpapan), the home I built, my savings, all my personal possessions and, most inhumanely of all, two of my children.

Although a false forensic report was obtained corruptly from a Dr. Teguh Daryatno of R.S. Internasional Bintaro, several of my representatives confirmed that your influence was behind the inhumane injustice of my arrest, deportation and dispossession.

In this violation of my family and me corruption, criminality, bad judgment, injustice, disrespect for the law and inhumanity have all played a part. I would suggest to you and others who read this letter, that any person with these negative traits is not suitable for governor of Indonesia’s capital.

Undoubtedly you are a man who is very competent in many professional areas, but if you are to be elected governor in August you must now show that you have the qualities of character required of a leader in the new and emerging Indonesia. I ask that you prove this by:
Demonstrating respect for the law by instructing Polda Metro Jaya to investigate the crimes against my children and me so that justice ( I seek no revenge, only the truth and justice) can be done,
Committing your administration to be ethical, entirely transparent and wholly accountable in all that it does, and
Supporting me on a selfless, humanitarian mission to improve education and relieve poverty through enterprise in the area of greater Jakarta.

You are second-cousin to my children and I would like them and the citizens of Jakarta and the people of Indonesia to think well of you. I do hope you will not disappoint us.

Salam

Frank Richardson

Email: fdr@SPAMinter-didactic.com after removing the word 'SPAM'.
Dignified , fulfilled, purposeful, responsible and compassionate lives for all.

sumber:www. fauzibowo.org
===================

Pembayaran Dana Banjir Seret, Ada yang Dikorupsi
---------------------------------------------------------------------


Jakarta, Rakyat Merdeka. Warga korban banjir hingga kini ada yang belum mendapatkan dana hibah yang disalurkan melalui dana Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK).

“Ketika banjir besar, rumah saya kena banjir setinggi dada. Tapi, saya belum dapat dana banjir,” ujar Eko, warga Jl Dato Tonggara RT3/11 Kramatjati, Jakarta Timur, Senin (28/5).

Padahal, katanya, warga di RW lainnya sudah mendapatkan dana banjir sebesar Rp 200 ribu sampai Rp300 ribu. Hanya warga di RW 11 Kramatjati yang hingga kini belum mendapatkan dana banjir.

Persyaratan untuk mendapatkan dana banjir juga telah dipenuhi oleh warga. Ratusan warga di RW 11 memiliki KTP DKI sehingga mereka berhak mendapatkan dana banjir. “Kita sudah cek ke kelurahan, tapi kita malah diberi beras 8-10 kilogram. Makanya, kita enggak tahu dana banjir itu dikemanakan,” ujarnya.

Menanggapi hal ini, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) DKI Budihardjo mengaku belum mengetahui kasus itu. “Nanti, akan saya cek lebih lanjut,” ujar Budihardjo.

Budihardjo mengatakan, pihaknya telah menyalurkan dana banjir sebesar Rp 169 miliar di 169 kelurahan. Masing-masing kelurahan mendapatkan dana Rp 1 miliar. Hanya satu kelurahan, yaitu kelurahan Tomang, yang belum mendapatkan dana banjir.

“Di kelurahan Tomang, ada masalah. Dekelnya dilaporkan oleh warga melakukan penyelewengan dana pada tahun 2006,” ujar dia.

Akhirnya, dekel dinonaktifkan dari penyaluran dana banjir tahun 2007. Untuk mempercepat proses penyaluran dana banjir, pihaknya akan menunjuk caretaker untuk menyalurkan dana ke warga sehingga tidak perlu menunggu permasalahan dekel tersebut selesai.

sumber:RakyatMerdeka
================


Mark Up Dana STNK, Pejabat Pemprov DKI Terancam Dipecat
-----------------------------------------------------------------------------------


Jakarta - Asisten Keuangan dan Perekonomian Pemprov DKI Jakarta Deden Supriadi diduga menggelembungkan dana pengadaan STNK periode 1999-2004. Gubernur Sutiyoso mengancam akan memecatnya jika dia ditetapkan menjadi tersangka.

"Kalau dia sudah pasti jadi tersangka, sudah pasti saya berhentikan. Jadi saya menunggu surat resmi dari Kejati," tegas Sutiyoso di Balaikota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (22/5/2007).

Namun berapa kerugian negara akibat perbuatan mark up, Bang Yos mengaku belum tahu. "Ya kejaksaan saja belum tahu, apalagi saya!" cetus dia.

Sutiyoso mengaku masih menunggu hasil penyelidikan Kejati atas kasus yang menimpa mantan kepala Dinas Pendapatan Daerah itu.

Untuk diketahui, Kejati DKI menemukan dokumen penyimpangan mark up STNK awal April 2007 lalu. Modus yang dilakukan dengan menaikkan harga pengadaan STNK dari Rp 600 menjadi Rp 1.000 per lembar.

Saat ini pihak Kejati belum menetapkan besarnya kerugian negara, karena masih dalam penghitungan batas pengawas keuangan dan pembangunan.

sumber:detik.com
=============

Asisten Perekonomian Pemprov DKI Gelapkan Duit STNK
-----------------------------------------------------------------------------

Jakarta, Rakyat Merdeka. Bekas Kepala Dinas Pendapatan Daerah yang kini menjabat Asisten Perekonomian Pemprov DKI Jakarta Deden Supriyadi, kemarin, ditetapkan sebagai tersangka korupsi. Kasus yang merugikan negara miliaran rupiah ini ditangani Kejati DKI Jakarta.

Deden disangka menggelembungkan dana (mark up) pengadaan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) tahun 1999-2004. Saat itu Deden menaikkan harga pembuatan STNK dari Rp 600 menjadi Rp 1.000.

Menanggapi hal itu, Gubernur Sutiyoso di Balaikota, Selasa (22/5), menyerahkan seutuhnya kepada aparat hukum melakukan proses pemeriksaan hingga tuntas.

“Saya serahkan sepenuhnya kepada aparat hukum. Yang bersangkutan (Deden) sudah lapor kepada saya. Tapi belum tahu proses hukumnya,” kata Deden. “Pada prinsipnya kita harus menghormati hukum,” tambahnya.

Menurut Sutiyoso, Deden hanya dikenai sanksi administrasi sesuai kesalahannya. Sedangkan sanksi hukum menjadi urusan penegak hukum.

“Kalau ada kesalahan yang bisa saya berikan hanya sanksi administrasi dan tergantung tingkat kesalahannya,” kata Sutiyoso.

sumber:rakyatmerdeka
================

Tiga Kandidat dengan Tiga Problem Berbeda
-----------------------------------------------------------


Koran Sindo30 April 2007
-->Oleh Wimar Witoelar
Akhirnya pemilihan Gubernur DKI mengerucut pada tiga calon, walaupun belum resmi sampai saat nama-nama diajukan kepada KPUD. Tapi sebagai bahan pertimbangan, sudah 90% pasti bahwa ketiga calon itu adalah Adang Daradjatun, Fauzi Bowo dan Sarwono Kusumaatmadja. Karena untuk pertama kalinya penduduk Jakarta akan memilih Gubernur mereka secara langsung, bagus juga kalau kita bisa membedakan tiga calon itu, sebab memang beda. Saya tidak setuju dengan orang skeptis yang mengatakan bahwa memilih itu percuma, karena yang diumbar hanya janji-janji. Dimana-manapun, apakah di Perancis, di Amerika Serikat dan di Australia, kampanye memang ajang janji. Kita tidak perlu komplain karena kita juga yang bisa menyisihkan kandidat yang tidak tulus janjinya, dan kita bisa memilih orang yang lebih bisa dipercaya.
Pilihan orang pasti harus subyektif, jadi kalau kita bukan tim kampanye, lebih baik kita mengenal ketiga calon daripada mempromosikan salah satu. Yang paling mudah adalah melihat apa problem yang akan dibawa masing-masing calon kedalam kampanye sampai saat orang masuk kotak suara. Tidak perlu penekanan terlalu jauh kepada 'visi misi dan program', sebab justru kalau tidak senang mendengar janji, dalam 'visi misi dan program' itulah janji akan muncul. Pernyataan kandidat mengenai point substansi penting, bukan untuk ditangkap sebagai janji, tapi untuk kelihatan keberpihakan kandidat kalau ditanya issue yang membutuhkan sikap.

Apa perbedaan Adang Daradjatun, Sarwono Kusumaatmadja, dan Fauzi Bowo?

Misalnya Adang Daradjatun ditanya dalam 'Gubernur Kita', acara televisi tiap Kamis malam di JakTV:
WW: Karena anda dicalonkan oleh sebuah partai yang bermoral tinggi atau diyakini sebagai partai yang mempunyai nilai moral, saya ingin tanya apa anda akan mendukung penutupan tempat-tempat hiburan yang tidak halal walaupun itu mendatangkan penghasilan bagi daerah?Adang Daradjatun: Pasti saya tidak tutup!WW: Tidak akan tutup?Adang Daradjatun: Pasti tidak!WW: Partai juga setuju tidak ditutup?Adang Daradjatun: Setuju tidak ditutup.
Percakapan ini otentik, bahkan bisa dilihat dengan mudah melalui video clip agar tidak ada keraguan.
Kandidat Sarwono tidak ditanya soal tempat hiburan sebab tidak ada gelagat dia akan menutupnya. Sarwono ditanya soal korupsi:
WW: Persepsi di Jakarta adalah bahwa segala macam masalah, seperti banjir, dasarnya adalah korupsi dan kekuasaan yang tidak terkendali. Bahwa kantor Gubernur Jakarta banyak memberi tekanan kepada pengusaha, kepada media, kepada televisi. Anda orang santun dan bukan orang keras, apakah anda merasa kalau Bapak jadi Gubernur bisa membuat pemerintah DKI itu tidak korup dan tidak menekan?Sarwono Kusumaatmadja : Saya kira bisa dan..WW: Ya bisa, bagaimana caranya?!Sarwono Kusumaatmadja: Pertama kita mulai dari diri sendiri lah. Dan pengalaman saya, birokrasi itu sangat menghiraukan teladan dari pemimpinnya. Kalau yang di atas itu beres, ke bawah beresnya relatif cepat.
Percakapan inipun dilaporkan dalam teks dan bisa dilihat dalam rekaman video.
Tidak ada maksud tulisan ini untuk menilai kandidat mana yang jawabannya bagus dan mana yang jelek. Kami menulis, anda menilai. Sayang sekali bahan dari kandidat Fauzi Bowo belum ada karena dia belum muncul di Gubernur Kita. Konon kabarnya dia cepat marah kalau ditanya yang susah, tapi kita harus lihat sendiri, mungkin saja itu propaganda lawan.
Yang ingin kita lihat adalah problem yang menjadi beban awal kandidat Gubernur memasuki kampanye tahap publik. Banyak orang yang piawai dalam lobby partai dan membuat deal dengan kelompok masyarakat, tapi untuk pertama kalinya, pemilihan Gubernur DKI akan dilakukan dengan cara langsung. Jadi terserah apa yang sudah dipersiapkan dalam partai dan dalam negosiasi kelompok, tapi pada waktu memasukkan pilihannya kedalam kotak suara, pemilih akan mengikuti kata hatinya, mungkin sesuai rasio mungkin juga tidak.
Problem Kandidat Adang Daradjatun adalah karena dicalonkan PKS, maka dia harus memilih antara konsisten dengan ideologi PKS yang tidak senang tempat hiburan yang tidak halal, atau selera orang biasa di DKI, yang tidak senang pilihan orang ditentukan aliran tertentu. Bisa saja Adang disenangi pemilih umum tapi tidak disenangi warga PKS, atau sebaliknya. Untung wakil kandidat adalah Dani Anwar yang – berbeda dengan Adang memang tokoh PKS, jadi dia yang bisa 'menyambung' sikap Adang dengan sikap partai. Akan menarik untuk melihat, akhirnya kemana condongnya kampanye Adang.
Problem Kandidat Sarwono Kusumaatmadja bersumber pada kekuatannya sebagai orang yang sangat berpengalaman dalam politik. Pernah jadi aktivis mahasiswa, anggota DPR, pimpinan partai, anggota kabinet empat atau lima kali, anggota DPD. Dia dikenal bersih dan jujur. Tapi dia tidak dikenal pernah membasmi korupsi. Dengan tingkat korupsi DKI yang endemik dari atas sampai bawah, apakah dia akan mampu? Wakil kandidat adalah Jeffry Geovanie yang sebaliknya dari Sarwono. Kalau Sarwono paling pengalaman diantara kandidat Gubernur, Jeffry paling tidak berpengalaman diantara kandidat Wakil Gubernur. Kalau Sarwono sering memenangkan kampanye termasuk kemenangan besar Golkar di tahun 1988, Jeffry dua kali kalah dalam dua kampanye, yaitu kampanye Amien Rais for President dan kampanye Jeffry Geovanie untuk Gubernur Sumatra Barat. Akan menarik untuk melihat, kemana perkembangan kekuatan kandidat ini.
Problem Kandidat Fauzi Bowo adalah bahwa dia segan ditanyai di depan umum. Tidak pernah muncul di 'Gubernur Kita', sedangkan yang lain – termasuk balon yang tersisih - sudah tampil secara sportif. Tapi tidak bisa disalahkan juga kalau tim Fauzi Bowo kurang semangat menampilkannya di televisi, karena ia mudah kehilangan kesabaran. Mungkin perlu konsultan komunikasi yang lebih pandai. Beban Fauzi adalah berat. Seperti Sarwono, kelemahan Fauzi ada pada kekuatannya. Modal dia menjadi calon adalah pengalaman sebagai Wakil Gubernur DKI dibawah Sutiyoso. Tapi posisi itu juga menjadi kelemahannya. Fauzi Bowo harus menentukan sikap. Apakah membela prestasi Sutiyoso, atau melepaskan diri dari tanggung jawab mengenai korupsi dan kegagalan pemerintah DKI dalam mengatasi banjir, masalah orang miskin, dan kemacetan lalulintas. Problem lain bagi Fauzi Bowo adalah bahwa dia didukung koalisi yang begitu besar sampai calon Wakil Gubernur belum bisa disepakati padahal pendaftaran KPUD tinggal beberapa hari.
Sungguh beban yang berat bagi Fauzi Bowo, sama dengan Adang Daradjatun dan Sarwono Kusumaatmadja. Tiga-tiganya menghadapi problema berat, walaupun berbeda.
Bahagialah warga DKI yang menikmati kemajuan demokrasi sehingga bisa memilih diantara tiga calon berdasarkan penampilan mereka dalam sorotan publik, bukan dibelakang billboard dan iklan televisi. Uang milyardan sudah dihabiskan untuk propaganda, tapi kita yakin pendudk DKI tidak akan terpengaruh oleh iklan, karena sudah tahu penderitaan banjir, kemacetan jalan, meningkatnya kemiskinan kalau salah pilih Gubernur.
*Tulisan ini dimuat di Koran Sindo 30 April 2007

Wednesday, May 30, 2007

HIDUP FOKE !!! = HIDUP DBD !!!!


Selama April 3.693 Warga DKI Kena DBD, Status KLB Bertahan
-------------------------------------------------------------------------------------


Jakarta - Cuaca Jakarta yang berubah, kadang hujan, kadang kemarau membuat nyamuk Aedes aegepty penyebab demam berdarah dengue (DBD) masih betah memakan korban.

Dari Januari 2007 hingga 25 April 2007 ini jumlah korban DBD sebanyak 14.109 orang dengan korban tewas 46 orang.

"Karena jumlah korban masih banyak, maka status KLB di Jakarta belum diturunkan," ujar Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Wibowo Sukijat di Balaikota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (26/4/2007).

Menurut Wibowo, pada bulan April ini jumlah korban sebanyak 3.693 korban dengan total meninggal 5 orang. Untuk korban DBD terbanyak yakni di Jakarta Timur dengan korban 1.173 dan meninggal 12 orang sejak Januari-April 2007.

Peringkat kedua korban DBD yakni di Jakarta Selatan berjumlah 1.125. Ketiga, Jakarta Barat dengan korban 509 dan di Jakarta Pusat 464 serta Jakarta Utara 422. Untuk Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan Jakarta Utara tidak ada korban meninggal.

sumber :detikcom
============


Wabah DBD Ancam DKI Lagi
---------------------------------------


JAKARTA PUSAT (SINDO) - Pemprov DKI Jakarta memprediksi wabah demam berdarah dengue (DBD) bakal kembali merajalela pada Juni hingga Agustus mendatang. Hal ini didasari siklus perubahan cuaca seperti yang terjadi sebelumnya.

"Meski bulan ini (Mei) penderita DBD di sejumlah wilayah turun cukup signifikan, berdasarkan ritme tahunan biasanya puncaknya terjadi pada Juni - Agustus," ujar Asisten Bidang Kesejahteraan Masyarakat DKI Jakarta Rohana Manggala kepada wartawan di Balai Kota. Disinyalir, untuk menyikapi ancaman penyakit tersebut, Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso dan instansi terkait akan membahas persoalan krusial ini.

Dia menyatakan, periode tiga bulan tersebut (Juni - Agustus) merupakan status waspada bagi warga Ibu Kota terhadap DBD. Sebab, dia memastikan jumlah penderita DBD bakal bertambah seiring dengan perubahan cuaca pada bulan tersebut. "Jika cuaca tak pasti perubahannya, maka DBD akan terus menghantui warga," ungkapnya. Karena itu, warga diminta terus menggalakkan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di setiap wilayahnya. "Sementara Pemprov tetap melaksanakan foggingfokus massal bagi kelurahan yang rawan bahaya DBD." Selain fogging,warga juga harus memberikan bubuk Abate ke semua kolam dan penampung air.

Ini penting, untuk mematikan jentik nyamuk aedes aegypti. "Yang lebih penting lagi, warga harus berperan aktif menggiatkan gerakan 3M (Mengubur, Menutup, dan Menguras). Kami juga akan melibatkan pelajar ke tiap-tiap rumah,agar tumbuh kesadaran bersama," paparnya. Dia juga mengimbau fogging diintensifkan tidak hanya Jumat saja,tetapi juga pada Sabtu dan Minggu.Lebih dari itu,petugas fogging harus mengetahui takaran obat yang dipakai untuk menyemprot dan tidak hanya sekadar semprot saja. Kepala Subdinas Kesejahteraan Masyarakat Jakarta Barat Ariyani Murti menuturkan, Pemprov akan mengganti obat fogging yang dipakai selama ini dengan obat yang tidak mengganggu kesehatan dan ramah lingkungan.

"Sesuai anjuran Departemen Kesehatan, kita akan pakai Cynof. Obat ini ramah lingkungan dan mampu menyerang syaraf nyamuk hingga mati seketika," tandasnya. Ke depannya, untuk menyadarkan masyarakat dari bahaya DBD,Pemprov akan memasukkan kurikulum muatan lokal (mulok) pada setiap sekolah. "Ini sangat penting untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada anak usia dini," ucapnya. Sekda DKI Jakarta Ritola Tasmaya menambahkan, fogging rutin yang dilakukan Pemprov sudah sesuai dengan aturan. Pemakaian obat berupa Fendona dan Cynoff yang merupakan bantuan Departemen Kesehatan memang dicampur dengan solar.

"Bahan sebanyak 1,6 liter ini dicampur dengan 40 liter solar," tuturnya. Campuran ini harus diaduk secara merata dalam satu wadah (ember), kemudian dimasukkan dalam mesin fogging. "Untuk menghidupkan mesin dibutuhkan delapan liter bensin," tukasnya. Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso meminta warga agar tetap waspada terhadap DBD di setiap kelurahan. "Caranya, selain fogging yang dilakukan tiap Jumat selama 30 menit, juga dibantu warga dengan gerakan PSN." Untuk fogging,jika petugas menemukan ada penolakan dari warga, akan dikenai denda Rp60.000.

Hal ini sebagai shock therapy bagi penghuni rumah lain agar menerima petugas fogging. Namun, ancaman denda ini masih belum diatur dalam peraturan daerah tentang penanggulangan DBD. "Kalau sudah ada perdanya,baru mereka yang menolak akan ditindak tegas," ucapnya. Menurut dia,kalau foggingfokus massal yang dilakukan dalam dua siklus ini masih belum maksimal, siklus pengasapan akan ditambah lagi.
sumber :Seputar Indonesia,
====================

Menkes: Penderita DBD Daerah Lain Turun, Hanya DKI yang Naik
-----------------------------------------------------------------------------------------


Jakarta - Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mengakui jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di DKI Jakarta meningkat pesat dibanding daerah lain. Hal itulah yang menyebabkan DBD dijadikan kejadian luar biasa (KLB) di Jakarta.

"Di Jakarta itu naik 200 orang, dibanding daereh lain, hanya DKI yang naik. Daerah lain turun," ujar Menkes di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (11/4/2007).

Menkes menambahkan, untuk menangani KLB DBD di Jakarta, pihaknya bersama Pemprov DKI akan melakukan penyemprotan massal di seluruh wilayah DKI.

"Itu akan dilakukan dengan satu style penyemprotan massal," imbuh ahli jantung itu.

Jakarta ditetapkan sebagai KLB DBD oleh Gubernur Sutiyoso pada 9 April 2007. Hal itu karena DBD sudah merenggut 41 nyawa sejak 1 Januari hingga awal April 2007. Sedangkan untuk korban yang dirawat sebanyak 10.942 orang.

sumber: detikcom
=============

HIDUP FOKE !!! = HIDUP PREMANISME !!!!


DKI Butuh Pemimpin Bukan Penguasa
----------------------------------------------------


Jakarta - DKI Jakarta saat ini membutuhkan seorang pemimpin dan bukan penguasa. Makanya, calon gubernur yang maju dalam pilkada tahun 2007 nanti haruslah seorang pemimpin dan bukan penguasa seperti sekarang ini.

"Kita membutuhkan pemimpin yang bisa berpihak kepada warga Jakarta," kata Koordinator Forum Warga Kota Jakarta (Fakta) Azas Tigor Nainggolan kepada detikcom, Rabu (5/7/2006).

Calon gubernur mendatang harus orang yang sangat mengerti persoalan warga Jakarta. "Dia harus berani memberantas premanisme dan kekerasan yang sering terjadi saat ini," katanya.

Selain itu, pemimpin DKI Jakarta harus lah bisa meningkatkan kesejahteraan kepada masyarakat. "Jangan pilih gubernur yang nantinya cuma bisa menggusur warganya," ujarnya.

sumber:detik.com
============

Pengawal Foke Over Acting, Kamera Wartawan Jadi Korban
--------------------------------------------------------------------------------


Jakarta - Kericuhan sempat mewarnai acara deklarasi Cagub-Cawagub pasangan Fauzi Bowo-Prijanto. Wartawan yang meliput acara sempat bersitegang dengan pengawal calon peserta Pilkada itu. Akibatnya, tutup kamera salah satu wartawan televisi terjatuh dan pecah.
Peristiwa itu bermula saat wartawan berusaha mencegat Fauzi yang enggan menjelasan alasan kenapa dirinya memilih Prijanto sebagai pendampingnya. Usai deklarasi, puluhan wartawan pun segera memburu pria berkumis tebal itu.
"Berikan jalan pada bapak, berikan jalan pada bapak," kata salah satu pengawal di Tugu Proklamasi, Jakarta, Jumat (1/6/2007). Seorang ajudan Foke pun langsung bertindak mengamankan bosnya dengan mencegah wartawan.
Foke terus ngeloyor dalam kawalan ajudan yang jumlahnya cukup banyak. Karena masih belum mendapatkan informasi, wartawan terus mengejar Foke.
"Pak wawancara sebentar, Pak. Pengawalnya jangan over acting dong," kata salah seorang wartawan.
Karena kesal tidak dipedulikan, tiba-tiba salah seorang wartawan menyeletuk, "Pak, belum jadi gubernur DKI saja sudah begini".
Entah karena mendengar ucapan wartawan itu, Fauzi pun berhenti tepat di pintu keluar Tugu Proklamasi. Namun jawaban yang didapat wartawan sama, pria yang masih menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta itu tetap tidak mau menjelaskan program-program dan alasan memilih Prijanto sebagai wakilnya.
"Statement saya pada deklarasi ini singkat, tolong perhatikan pada pidato saya tadi," kata Foke yang langsung berjalan menuju mobilnya.
Wartawan masih terus berusaha mengejar, namun terhalang oleh pengawal yang berjumlah lebih dari 10 itu. Akibat dorong-dorongan, tutup lensa kamera milik seorang kamerawan televisi terjatuh dan pecah karena terinjak-injak.
Setelah itu, wartawan pun akhirnya menyerah tanpa hasil. Sebagian menyesal dan merasa ada yang aneh terhadap diri Foke.
"Perasaan saat di Balaikota asyik-asyik saja dia. Kok sekarang lain ya? Apa karena banyak pengawalnya," gerutu wartawan.

sumber : detikcom
============

Oknum Bawasda DKI Intimidasi Perawat Puskesmas
----------------------------------------------------------------------


Jakarta, Rakyat Merdeka. Sebanyak 100 orang tenaga medis yang bertugas di Puskesmas se-Jakarta mengungkap bahwa seorang oknum Badan Pengawasan Daerah (Bawasda) DKI Jakarta telah melakukan intimidasi.
Mereka yang selama ini menjadi perawat Puskesmas mengeluhkan bahwa bantuan biaya pendidikan lanjutan keperawatan strata satu (S1) dan strata dua (S2) disunat dari Pemprov DKI Jakarta belum juga turun.
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, bantuan pendidikan untuk petugas medis Puskesmas, sebanyak 100 orang mendapatkan beasiswa sebesar Rp 13 juta per orang.
Rahmania, seorang perawat di Puskesmas Manggarai menyebutkan, mereka prihatin selain biaya pendidikan dipotong dan bahkan belum cair sudah setahun ini, mereka juga mendapat diintimidasi dari seorang staf Bawasda yang belakangan diketahui bernama Gunawan.
Atas kasus itu, mereka pun pernah mengadukan ke Polda Metro Jaya karena mengendus ada dugaan penyimpangan. Ke Dinas Kesehatan Provinsi juga sudah lapor sebanyak tiga kali.
“Kami diintimida untuk mencabut surat laporan ke Polda oleh staf Bawasda dan disuruh tanda tangan bahwa kami tidak akan menuntut uang pendidikan itu,” papar Rahmania kepada wartawan di Balaikota, Jakarta, Selasa siang ini (22/5).
Bunyi ancaman itu antara lain melalui SMS, “Mau dibina atau akan dibinasakan”. Karena itu, mereka pun mengadu ke Gubernur Sutiyoso.

sumber:Rakyat Merdeka
==================

Saturday, May 26, 2007

HIDUP FOKE !!! = HIDUP AROGANSI BIROKRASI !!!!

Wimar Dipecat dari Gubernur Kita - Jak-TV Mengaku Ditekan
-------------------------------------------------------------------------

Perspektif Online
22 May 2007

Bukannya Foke muncul, malah Wimar menghilang.

Bukannya kampanye curang dihentikan, malah yang nanyain dihentikan.

Sudah berminggu-minggu semua orang termasuk Wimar menunggu kehadiran Fauzi Bowo, satu-satunya Calon Gubernur yang belum memenuhi undangan ke Gubernur Kita untuk memperkenalkan diri ke pemilih dan menerangkan visi dan misi sebagai Gubernur mendatang. Padahal banyak sekali pertanyaan untuk Bang Foke, antara lain mengenai niat dia sebagai penerus Gubernur Sutiyoso dan mengenai kampanye terselubung menggunakan duit rakyat.

Setelah episode Gubernur Kita Kamis lalu masih menyinggung etika kampanye Fauzi Bowo, Jak-TV mengaku ke WW mereka ditekan oleh orang Fauzi Bowo, dan akhirnya hari Senin pagi (21/5) memberhentikan Wimar dari tugas panelis Gubernur Kita.

Effendi Ghazali (moderator), Ryaas Rasyid (masih panelis), Wimar Witoelar (mantan panelis)

Pemberhentian ini pertama dilaporkan oleh berpolitik.com, Wimar Dipecat dari Gubernur Kita!

Akhirnya terjadi juga. Wimar Witoelar resmi dipecat sebagai panelis dalam acara Gubernur Kita yang mengudara setiap Kamis malam di Jakarta TV. Pemberhentian itu sebenarnya sudah diproses sejak Jumat lalu (18/5). Pihak Jak TV sudah bertemu dengan staf Wimar. Dalam pembicaraan itu, Jak TV meminta Wimar mengundurkan diri. Pasalnya, pihak stasiun yang antara lain sahamnya dimiliki oleh Eric Thohir ini mendapat banyak SMS dari yang mereka sebut sebagai "orang-orang penting" perihal omongan Wimar yang mempersoalkan iklan terselubungnya Fauzi Bowo.

Ketika dihubungi per telpon siang ini (21/5), Wimar setengah bergurau masih sempat bilang, "Ini bab dua, kelanjutannya, he..hee. Kali ini atas perintah orang-orang sekitarnya Fauzi Bowo."

Baca wawancara pertama Wimar mengenai kasus ini di berpolitik.com

Kemudian detikcom juga melaporkan, Kritisi Fauzi Bowo, Wimar Ditendang dari Gubernur Kita:

"Saya diberhentikan tadi pagi. Disampaikan secara lisan, berkali-kali berhubungan dengan staf saya," ungkap Wimar saat dihubungi detikcom, Senin (21/5/2007). Pernyataan lisan itu, menurut Wimar, disampaikan oleh Produser JakTV Martin Mohede.

Apa alasan Martin memberhentikan Wimar sebagai panelis dalam acara yang digelar setiap Kamis malam itu? "Dia minta saya mengundurkan diri karena mengganggu kenyamanan Fauzi Bowo," kata Wimar menyebutkan alasan Martin.

Saat ditanya wartawan yang sama, pihak JakTV memberikan alasan yang berbeda: JakTV Bantah Ditekan Fauzi Bowo:

"...Ini semata masalah Wimar keluar dari komitmen," ungkap Produser Eksekutif 'Gubernur Kita' JakTV Martin Mohede dalam perbincangan dengan detikcom, Senin (21/5/2007). Menurut Martin, saat acara itu digagas, terjalin komitmen tidak boleh menjelek-jelekkan orang lain. "Kita komitmen acara ini untuk cari solusi. Boleh kritis, tapi ujung-ujungnya solusi," jelas Martin.

Martin Mohede, Produser Eksekutif 'Gubernur Kita'

Masih mencari siapa yang menekan, detikcom bertanya ke Fauzi Bowo Center yang menjawab: Fauzi Bowo Tidak Menekan JakTV:

"Waduh, fitnah itu. Nggak kepikiran kita melakukan itu," cetus Direktur Fauzi Bowo Center, Makmun Amin, saat dihubungi detikcom, Senin (21/5/2007). Menurut Makmun, Fauzi Bowo sendiri tidak pernah berkomentar apa-apa atas acara 'Gubernur Kita' itu. "Tidak logis itu. Tidak pernah juga terlintas di tim pendukung untuk menghubungi JakTV itu," kata Makmun.

Siapapun yang menekan pasti tidak akan mengaku, tapi siapa sih yang diuntungkan dari pemecatan ini? Menurut Faisal Basri dalam liputan berpolitik.com: Citra Fauzi Justru Makin Buruk:

...pemecatan terhadap Wimar sebenarnya justru makin merugikan citra Fauzi Bowo sendiri. Menurut Faisal, tak soal apakah yang melakukan itu orang-orang dekatnya atau memang atas kehendak dirinya sendiri. Selama Fauzi membiarkan atau tak membantahnya, berarti dia bisa dianggap menyetujuinya. Jadi, "Jangan salahkan orang lain jika ada anggapan, 'baru jadi calon saja sudah begitu, bagaimana jika sudah benar-benar jadi Gubernur," ujarnya prihatin.

Sama dengan saat JakTV memberhentikan acara rating tertingginya sendiri, Wimar's World, Wimar tidak ingin berita ini menjadi soal dirinya. Don't worry, WW sih baik-baik saja, karena secara pribadi sudah biasa dibredel sejak jaman Perspektif, Selayang Pandang, Dialog Aktual. Yang perlu dikasihani justru adalah media, penonton, dan kredibilitas acara Gubernur Kita.

Apakah penonton masih bisa percaya acara mengenai Pilkada yang ceritanya mengangkat semua masalah tapi sekalinya mengangkat soal etika kampanye, satu panelis independen dipecat, sementara satu panelis yang disimpan adalah ketua salah satu partai pendukung Fauzi Bowo merangkap anggota tim sukses Fauzi Bowo, dalam acara yang disponsor iklan Fauzi Bowo di setiap break, dari stasiun yang bisnis pemiliknya sangat tergantung pada kelompok Sutiyoso-Fauzi? Jawabannya ada di Anda sendiri...

Kita semua pemilih pemula...

Cerita Di Balik Layar Gubernur Kita

Masih belum bosan dengan cerita menyedihkan ini dan ingin dengar langsung dari Wimar? Silakan simak transkrip wawancara Wimar di Radio Utankayu 89,2FM KBR 68H Senin (21/5) malam mengenai Gubernur Kita dari awal sampai sekarang dan permasalahan JakTV, beserta SMS dari pendengar radio:

Host Sandra Sahelangi: Selamat malam, bung Wimar?

Wimar Witoelar: Selamat malam, dengan Sandra ya?

SS: Betul sekali. Saya sebenarnya bingung ini mengucapkan selamat atau prihatin atas pemecatan anda. Kalau selamat mungkin karena pemecatan anda berhasil menunjukan kualitas pejabat publik kita dimata masyarakat, prihatin kenapa anda yang harus dieliminasi?

WW: Saya kira, fokusnya jangan pada saya, karena saya sudah hidup lama dalam situasi begini, tapi apa keadaan media kita dan kekuasaan pada saat ini, ya itu saya prihatin.

SS: Sudah deal dihentikan ya?

WW: Sudah ditelepon sebetulnya. sudah beberapa kali pertemuan dengan staff saya. yang terakhir kemaren sore, saya juga ikut. Rupanya mereka itu sebetulnya ingin saya mengundurkan diri jadi kan lebih mudah, tapi saya rasa kalau saya mengundurkan diri itu tidak fair terhadap orang yang mendukung pendapat-pendapat yang seperti saya ini, kok begitu kita menunjukkan suatu korupsi besar dari salah satu calon, dimarahin lalu mundur. lalu saya bilang kalau mau berhentikan silahkan karena ini acara anda tapi saya tidak akan mengundurkan diri. Jadi dia bilang, "Baiklah, kita tunggu rapat board dan kami bertahu". Jadi saya bilang, "Saya dikasih tahu dong sebelum kamis", kamis malam acaranya supaya saya gak dateng ke studio. kalau saya diberhentikan saya tidak datang, kalau tidak dikasih pemberitahuan ya saya datang. Terus saya bilang "Kalau bisa, kalau diberhentikan pakai surat jangan kayak pada waktu pemberhentian yang dulu", itu yang Wimar’s World tidak ada suratnya jadi komentar Jak-TV itu rada membingungkan masyarakat. Jadi dia janji ok, kita akan rapat board dan kita akan kasih surat, tapi rupanya tadi pagi 7.30 sudah ada telepon kepada rekan saya Susy Magdalena memberitahukan bahwa saya diberhentikan, tapi saya tidak tahu jam berapa rapatnya karena kemaren saya sampai malam gitu ya. Terus waktu ditanya suratnya, ya akan datang siang tapi sampai tadi, sampai sekarang, tidak datang jadi saya pikir kalau ditanya ya saya cerita saja seadanya. janjinya ada surat tapi tidak ada. tapi yang jelas diberhentikan.

SS: Saya juga agak jarang nonton acara itu, mungkin bisa dijelaskan dulu ke pendengar, nanti akan ada interaktif bersama dengan anda, sudah ada pendengar yang ingin ngobrol dengan anda, bisa dijelaskan secara singkat format Gubernur Kita seperti apa?

WW: Pada awalnya kelihatannya acara bagus, sebab udah lama ini, bulan Agustus atau September 2006, saya diundang oleh Effendi Ghazali dan oleh Produser Jak-TV saudara Martin Mohede untuk ikut jadi panelis dalam acara yang maksudnya untuk sosialisasi Pilkada menjelaskan sistemnya dan ikut memantau kelancarannya dan nantinya yang akan menarik, ikut menilai para calon gubernurnya. Wah asyik juga. Terus saya tanya, apa yakin mau minta saya, sebab Jak-TV ini saya tahu banyak dipengaruhi Pak Sutiyoso dan orang tahu, saya kritis terhadap semua orang yang korup, termasuk Sutiyoso tentunya. Jadi kalau ngundang saya, konsekuensinya saya akan bicara seperti saya biasanya bicara. tapi mereka bilang kita mau mengajarkan demokrasi. Saya sendiri tidak mencari alasan khusus untuk menyerang satu orang, tapi kalau masalah itu muncul ya saya tanya misalnya Busway korupsi kan panitianya sudah diadili masuk penjara, suppliernya sudah diadili masuk penjara, tapi mereka itu sebelum dibawa pergi katanya hanya melakukannya atas instruksi Gubernur. Saya mau tanya "ini betul tidak?", tapi setiap saya tanya begitu orang resah.

Mempersembahkan show baru: Gubernur Kita! (Oktober 2006)

SS: Kalau Fauzi Bowo ini kritikan apa sih, sampai kemudian anda bisa dieliminasi?

WW: Sebetulnya pertama pertanyaan mengapa dia tidak pernah mau datang. Karena semua calon Gubernur, baik yang masih bakal calon, maupun yang sudah agak fix, semua itu sudah datang berderetan, Eddi Waluyo, Bibit Waluyo, Faisal Basri, Sarwono, Agum Gumelar sebutlah semua orang itu. Kalau di Indonesian Idol tuh yang babak pertama hadir semua tapi Fauzi Bowo sampai saat ini belum hadir, waktu itu ada 2 yang belum hadir pak Adang dan Fauzi Bowo jadi saya bilang: "Datang dong, supaya kita bisa tanya" sebab banyak pendukung kami, sebab acara kami ini didukung oleh website www.perspektif.net yang anda bisa buka juga nanti malam ini, atau besok pagi, dimana banyak pertanyaan yang dititipkan dari masyarakat. Jadi kalau tidak datang saya tidak bisa tanya, sampai saat ini saya belum pernah ketemu Fauzi Bowo itu seumur hidup, Adang Dorodjatun juga belum tapi waktu pak Adang datang, dia datang, dia senyum, dengan baik-baik, mencoba menjawab pertanyaan sebisa dia dan saya sih tidak maksa, kalau saya sudah tanya, dan dia sudah jawab, silahkan penonton menilai jawabannya bagus atau tidak, juga menilai pertanyaan saya fair atau tidak, ini kan kami yang menyelenggarakan acara, penonton yang menilai.

SS: Tapi Fauzi Bowo tidak pernah datang ya?

WW: Tidak datang-datang. Tapi dia bilang alesannya umroh, ini, itu.

SS: Berikut katanya mengkritik iklan?

WW: Iya, jadi saya bilang, selagi dia tidak datang lalu di breaknya keluar iklan dia. Jadi saya tanya pada produser, "kok lucu ya, acara kita disponsor Fauzi Bowo". Jadi acara yang pura-pura HUT DKI, padahal "mau maju pilihlah yang mampu, Fauzi Bowo" gitulah, tidak hafal, pasti anda tahu iklannya. Jadi setiap station break iklan Fauzi Bowo, calon lain tidak ada iklannya. Adang Daradjatun tidak ada, yang lain pun yang masih dinantikan calonnya itu tidak ada, jadi lucu sekali. Saya mulai rada resah disitu, jadi saya bilang pak Fauzi, datang dong, karena ada iklan itu, terus ada billboard besar di Slipi dan di mana-mana, Selamat Hari Pendidikan Nasional, Hari Ulang Tahun Jakarta DKI fotonya Fauzi Bowo jadi saya pikir, itu kan poster acara DKI, jadi pakai uang DKI, masa sih pakai uang pribadi. Kalau pakai uang DKI kenapa gambar Fauzi Bowo kalau Hari Pendidikan Nasional kenapa bukan gambar buku, gambar sekolah, tapi kok gambar Fauzi Bowo, kalau harus orang kenapa Fauzi Bowo kan Gubernur-nya Sutiyoso. Jadi ya itu banyak pertanyaan yang saya lemparkan yang oleh pihak sana barangkali dianggap sebagai sinis, ya mungkin sinis.

Katanya ini bukan kampanye

SS: Ini terbalik dengan kontes idol, juri yang dieliminasi bukan peserta. Ok bung Wimar, kita sudah bersama dengan penelepon, yang langsung akan berkomentar dengan anda pak Yusuf silahkan?

Pak Yusuf: Selamat malam Pak Wimar Witoelar?

WW: Selamat malam pak Yusuf

Pak Yusuf: Begini pak Wimar, jadi saya sebetulnya itu agak jengkel. Kenapa itu calon dipentolkan jadi calon Gubernur, calon ini ternyata tidak mau dikritik, lebih bagus Gubernur Sutiyoso. saya kemaren waktu kritik Sutiyoso itu sampai marunda, dia tidak beres, dan dia terima. Tapi kalau toh memang seorang Fauzi bagaimana dia bisa mengatur warga Jakarta yang tertuju kepada ketua DPRD.. coba kritik itu calon? Tidak tepat itu.

SS: Baik terimakasih, Pak Yusuf di Jakarta Utara. Ini masih beruntung Pak Yusuf, Sutiyoso masih menerima kritik pak Yusuf. Tapi anda tidak ya, Wimar’s World dieliminasi karena itu kan pak?

WW: Wimar’s World langsung sebetulnya, menurut direksi Jak-TV sekarang saya bisa cerita karena sudah selesai ceritanya. Menurut direksi Jak-TV melalui Pak Martin, sebetulnya Pak Sutiyoso itu ingin saya hilang sama sekali dari Jak-TV, bahkan waktu itu dia mengeluarkan karena Jak-TV tidak saja mengeliminir saya, karena acara Wimar’s World kami itu rated No.1-2, paling sukseslah ya. Dan di Gubernur Kita, katanya kalau saya datang itu rating tinggi, kalau saya ke luar negeri, ratingnya turun. Jadi Jak-TV sangat baik pada saya, sampai saat ini pun Jak-TV, Effendi Ghazali, baik pada saya, makanya dengan sangat menyesal mereka bilang, Pak Sutiyoso rupanya tidak senang anda di sini, bagaimana kalau anda istirahat sampai Pilkada selesai, dengan asumsi barangkali Fauzi Bowo yang menang. Saya bilang ya tidak usah ada deal istirahat. kalau diberhentikan berhentikan. kalau tidak, tidak. tapi saya rasa sebagai kawan kalau anda berhentikan saya dari Gubernur Kita, kali orang akan ribut, lalu dia pikir kalau Wimar’s World itu tidak membahas pilkada secara khusus, juga bukan politik keras, bicara damai-damai saja karena saya senang percakapan tenang selama 1 jam, malah itu diberhentikan. tidak fair. padahal acara itu harmless tidak menganggu siapa-siapa, tapi sekedar supaya saya tidak ada di Jak-TV. Rupanya setelah Wimar’s World hilang saya kan tetap ada tiap minggu tetap bicara jadi akhirnya mereka putuskan, tadinya mau minta saya mengundurkan diri tapi karena saya tidak mau, diberhentikan, yang adalah sepenuhnya hak mereka secara legal.

SS: Banyak sekali pesan pendek yang masuk dan hampir semuanya mendukung anda bung Wimar?

WW: Mendukung media transparansi. saya sih ya sudah berhenti saja. Jangan dipersoalkan lagi

Nindya: tidak mau dikritik ya, tidak usah ke politik, tidak mau ke pusaran, katanya pergi ke hutan.

Tia: Belum jadi Gubernur saja sudah difaktor belum lagi dana APBD dibuat kampanye, serahkan kepada ahlinya, ahli tilep uang, ahli membungkam kaum yang kritis bencana untuk DKI.

Pak Dodo: Inilah Indonesia gaya Soeharto, masih menderita di Tanah Air kita. Sepetinya Fauzi Bowo jadi Soeharto jilid 2.

Faiz: Bubarkan saja acara Gubernur Kita kalau pemilik Jak-TV takut sama pejabat tertentu.

WW: Itu sangat betul, sangat serius. Jadi saya pikir apa nilainya Gubernur Kita, kalau dia sudah menjadi acara Fauzi Bowo Kita, iklannya Fauzi Bowo, panelis yang mengkritik dia dihentikan, satu panelis sangat pro pada Fauzi Bowo, jadi mau apalagi kasihan Effendi Ghazali kredibilitasnya berkurang nanti jangan-jangan kebawa ke Republik Mimpi bahwa acara ini hanya entertainment saja bukan betul-betul pendidikan politik.

SS: Ok, jadi anda melihat bahwa perjalanan Gubernur Kita nanti akan berat sebelah?

WW: Tidak, menurut saya sudah tidak ada nilainya. sayang uang dan sayang waktunya. lebih baik kalau sudah ada tukul, nonton tukul gitu ya. Karena di acara ini tidak ada political education, bagaimana kita mau mendidik orang untuk kritis misalnya, kalau orang yang kritik diberhentikan. Yang tegas-tegas saja.

SS: Ini ke depan anda akan balik menuntut atau seperti apa?

WW: Tidak-tidak, saya tidak ada tuntutan sama sekali. Saya kan kalau anda ikuti kehidupan saya barusan saja saya di acara café ketemu Sophia Latjuba, nyanyi, kemaren saya shooting film. Jadi kehidupan saya itu sudah kehidupan yang sangat pribadi dan tenang. Tapi waktu itu bulan Agustus saya diminta oleh Jak-TV dan Effendi Ghazali untuk ikut jadi panelis supaya Gubernur Kita ini lebih tajam, lebih kritis, lebih humor, lebih rame, gitu ya. Ya saya ikut, saya tidak memiliki acara itu, jadi saya diajak, saya ikut, terus saya disuruh berhenti ya berhenti. Seperti misalnya ada bus mau ke Bandung, terus saya karena supir pengalaman ikut deh dengerin ada bunyi-bunyi di bus ini, barangkali kalau ada kerusakan ada yang kasih tau, terus saya ikut, terus ada kerusakan saya kasih tau, itu tuh di depan ada begini itu rodanya barangkali saya bisa betulin. Dia bukannya melihat penyakitnya, silahkan anda turun deh di Purwakarta, saya pulang naik bus saja, kembali ke kehidupan saya semula. Semua acara TV saya itu atas undangan, saya tidak pernah minta. Wimar’s World pun diundang, dulu City View, saya itu diundang terus diberhentikan, ya bagus juga jadi hidupnya penuh variasi tidak bosan.

SS: Ke depan punya rencana buat acara sejenis misalnya di stasiun TV?

WW: Saya kira, saya tidak punya kemampuan atau energi seperti Effendi Ghazali untuk membuat acara. Kemampuan saya itu sangat spesialis hanya untuk mendengar, mengkomentari, nyeletuk, dan mencoba menampung suara penonton. Kalau saya dianggap ahli bikin mie kangkung, bukan berarti saya bisa bikin restoran dengan 200 meja saya hanya bisa bikin mie kangkung, saya hanya bisa memberikan komentar, melihat secara jernih, tidak ada agenda apa-apa, dan bercerita seadanya.

SS: Respon, atas acara Gubernur Kita ini, selama ini seperti apa?

WW: Itu barangkali lebih baik ditanyakan kepada station, tapi yang saya dengar itu memang termasuk acara yang digemari dari 80 acara Jak-TV, itu masuk No. 8 atau 9 yang No.1 nya Wimar’s World tadi itu, bukannya sombong ya, yang Wimar’s World bukan acara politik. tapi saya diberitahu oleh Bapak Timbo Siahaan yang adalah salah seorang pimpinan station bahwa wah kalau pak Wimar tidak ada itu drop. setiap saya tidak ikut itu drop, jadi memang orang ya ada nilai entertainmentnya atau juga ada nilai dari pertanyaan-pertanyaan yang terhitung polos atau bisa dibilang tajam ya, karena orang tidak senang juga kalau acaranya hanya nyanyi-nyanyi, dan hura-hura, padahal itu acara politik.

SS: Ok, secara on air, Fauzi Bowo tidak pernah datang, tapi kalau misalnya di lain acara ini pak Wimar pernah bertemu dengan Fauzi Bowo?

WW: Saya tidak pernah bertemu barangkali itu salah saya juga karena saya tidak aktif politik, saya selain di Gubernur Kita, tidak mengamati, tidak mengikuti kampanye, tidak juga berhubungan, dengan calon Gubernur yang manapun jadi ya mana saya pernah liat tapi saya diberi tahu oleh kawan-kawan bahwa dia memang, anda mungkin lebih tahu jarang atau tidak pernah berdialog tajam dengan pers. Padahal saya pikir, kalau dia datang di Gubernur Kita saya merasa diri orang yang sopan, saya tidak akan mengada-ngada pertanyaanya, latihan yang baik buat Fauzi Bowo kalau dia terpilih untuk menghadapi pers suatu saat dia harus menghadapi pers dong, kecuali mau kayak Pak Soeharto ngumpetnya selama 20 tahun, sampai dia PD, masa sih...

SS: Bagaimana komentar panelis yang seperti Effendi Ghazali atas pemecatan anda?

WW: Lucunya sejak saya digoyang dan dipecat tidak ada kabar sama sekali Effendi Ghazali, padahal lucu, sampai dengan acara yang terakhir dia itu sangat mendukung saya, jadi saya itu, aneh ini ya Sandra, tidak satu kali pun ditegur atau diperingatkan untuk berubah di acara itu. Jadi yang minta saya berubah tuh kalau suatu malam ada telepon, direksi kirim Martin suruh ketemu saya tapi di acaranya setiap saya bikin jokes ketawa, setiap acara tuh closing statementnya diserahkan pada saya oleh Effendi Ghazali. Terus setiap saya tajam, "sorry nih", mereka bilang, "gak papa WW ini bagus, harus gitu, kita terimakasih pada anda, sebab kami itu tidak ada yang bisa". Saya pulang dengan perasaan yang enak. orang juga takut selamat wakil pimp.nya Effendi Ghazali bilang "Pak Wimar closing statement anda elegan", itu bisa ditanyakan pada mereka, jadi saya merasa menjalankan tugas saya dengan baik begitu, jadi anehlah waktu sekonyong-konyong diberhentikan itu jelas keputusan off air, keputusan di luar acara.

SS: Ok, jadi kembali ke soal pemberhentian anda, jadi selama ini kan sampai tadi, baru menerima pemberitahuan secara lisan?

WW: 7.30 pagi secara telepon. (Senin 21/5)

SS: Kalau begitu, alasan pemberhentian ini apakah memang sudah fix dari Fauzi Bowo yang berkomunikasi langsung kepada....?

WW: Iya ini dijelaskan betul pada pertemuan-pertemuan itu bahwa Pak Fauzi Bowo sangat keberatan karena saya menuduh macam-macam. Saya bilang ya sebetulnya kan tinggal datang dan membantah, lalu tinggal liat siapa yang bener. Terus mereka concern bahwa dia tidak mau datang gitu, jangan-jangan dia tidak mau datang. Saya bilang saya masih baik kalau begitu, tunggu saja saya mau ke negeri Belanda bulan depan, kasih tau mungkin dia datang kalau saya tidak ada. Atau kalau gak saya harus berhenti sama sekali, karena bagaimana ya, kalau dia datang masa saya tidak tanya, masa dia takut ditanya saya di suatu acara TV dimana tidak mungkin kita berkelakuan tidak sopan. kalau saya tidak sopan juga malu sendiri kan? Jadi saya menganggap ini suatu diskusi yang sehat kecuali kalau kegiatan Fauzi Bowo begitu tidak sehatnya sehingga diomongin pun tidak mau.

SS: Kalau ada station lain baik TV atau Radio yang menawarkan acara sejenis Gubernur Kita apa anda masih mau?

WW: Setiap tawaran itu saya akan tanggapi kasus per kasus selama ini berjalan saya hampir tiap hari ditawarin di station lain, walaupun bukan mengenai topik Gubernur Kita ya. Saya kehidupannya adalah dalam komunikasi jadi adalah setengah kewajiban saya, setengah hobi saya untuk berbicara dimana diundang selama saya mengenal subject itu, kalau saya ditanya mengenai topik yang saya tidak tahu ya saya tidak bisa memenuhi, tapi dimana saya diundang saya dateng. Jadi kalau anda yang mengundang acara begini saya akan lihat. Dan saya juga barangkali tidak mau mempersulit orang, saya ingin tanya apakah ada rambu-rambu, karena di Jak TV waktu saya diminta di Wimar’s World saya juga tanya, "Pak, sebelum kita mulai saya mau tanya apa ada rambu politik yang saya harus jaga supaya tidak saya langgar, karena saya tanpa sengaja barangkali bisa mengacaukan rencana anda, saya bukan pejuang murni, kalau anda gak mau repot jadi diberi tahu di awal". "Oh enggak-enggak, anda bebas aja, sekarang kita kan jaman bebas" begitu respon mereka.

SMS dari Pendengar

INTERAKTIF JURNAL 21 RADIO UTANKAYU, 89,2 FM
Senin, 21 Mei 2007
Pkl.21.30 – 22.00 WIB
Host : Sandra Sahelangi
Fokus interaktif: Lantaran mengkritik calon gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, Wimar Witoelar diberhentikan sebagai panelis tetap dalam acara talk show 'Gubernur Kita' yang ditayangkan salah satu stasiun televisi swasta lokal di Jakarta. Bagaimana komentar anda atas sikap pejabat publik yang masih enggan dikritik di era demokrasi saat ini ?

1. Tidak mau diKRITIK ,ya tidak usah ke POLITIK, tidak mau diberi SARAN , ya pergi saja ke HUTAN -nindya / tebet -+628569100xxxx

2. Blum jd gubernur aja sdh DITAKTOR! Blum lg dana APBD di buat KAMPANYE Serahkan pd AHLINYA , AHLI tilep uang, AHLI membungkam kaum yg KRITIS BENCANA TUK DKI. Tya+628151998xxxx

3. TAKUT AKAN TUHAN ADALAH PERMULAAN PENGETAHUAN, TETAPI ORANG BODOH MENGHINA HIKMAT DAN DIDIKAN.+628134404xxxx

4. Ini lah Indonesia gaya soehato masih menggurita ditanah air kita sepertinya Foke menjadi Soeharto jilit dua .Bpk Dodo tamah abamg+628138855xxxx

5. ROY Gn sahari, malam mba Sandra, pola tingkah,sepak terjang Fauzi Bowo mulai dari kampanye terselubung di tv,radio,koran,selebaran2,tapi minta hal serupa yg dari calon lain di tertibkan.Itu adalah CURANG ! Sekarang tidak mau menerima keritik itu adalah AROGAN ! Apa calon yg model begini yg mau kita pilih? Kalo ngga golput setidaknya JANGAN pilih FB !+628180683xxxx

6. Bubarkan saja acara gubernur kita,kalau pemilik jak TV takut ama pejabat tertentu.FAIS CWNG.+628180870xxxx

7. Jawabannya, calon tersebut saya himbau utk tdk dipilih oleh rakyat, enny-kemyrn.+628131994xxxx

8. AHMAD JAKARTA BARAT. BELUM JADI GUBERNUR SUDAH UNJUK GIGI, JANGAN2 JADI GUBERNUR NANTI MODEL UTAN KAYU BISA2 MASUK BUI. CAPEK DAH KALAU ADA YG BEGINI+62815984xxxx

9. sautrenasto-mungkin acaranya bung wimar tdk be-rating,apalg cm jack tv pangsa siar stasiunnya kecil. Mungkin terjemahan yg lain wimar sdh tdk "hits" ky dulu +62812184xxxx

10. Ayo kita komentari dg kritik2 Pedas...biar sellular kita diputus jaringannya...ayo sampai pagi !!!*.*ADi jkt+62899906xxxx

11. Gimana mau ada perubahan ?kalau pejabat tidak mau dikritik ! Pejabat seperti itu lbh baik mundur aja !mestinya para pejabat hrs gentelman !kalau salah hrs berani mundur !+628138544xxxx

12. Kritik utk kemaslahatan rakyat banyak, utk kebenaran, keadilan dan kejujuran harus diterima dg bersyukur. Kritik sebaliknya bisa dikonter.IQSQEQ perlu.Edydepok +62812873xxxx

13. SETO, klp gding: Prihatin! Setlah era bredel media lewat, msh bnyak pejabat berdarah orba yg gemar mngintrvensi media hny krn kritikn. Bila jkt dipimpin pjabat model begini, alamat jkt tetap akan kebanjiran & saya trpaksa beli perahu karet.@+628151001xxxx

14. Arif Kelapa2 Bang OZY baru jadi calon ude bertingke,ati2 rakyat udé pinter2 padhe nyoo' +62856787xxxx

15. (DONNY@PD.Bambu) Inikah yg dikatakan rezim yg tegakkan HAM&Demokrasi?

Mari tanyakan kpd SBY&JK Kmnkah para prodemokrasi yg dlu berkoar2? kmi muak dngn ini smua!+628521565xxxx

16. Mmbrhentikan Wilmar krn mngritik, salah bsar! Dimana letak DEMOKRASI.. Kalau mau jadi tokoh dn pmimpin hrs mnelaah kritik utk kmajuan negara dong.. Emangnya manusia pintar itu sdh smpurna? Oma djohan. Jaksel.+6281715xxxx

17. Pa Ahmadjani jkt bila dikritik murka.ketiaknya pasti wangi tapi anda jangan deket2 nanti mabok obatnya pil antimo ! Tksih+628131415xxxx

18. Warto,cijantung.waduh tdnya sya simpati pd bp fauzi,klo ga mau d kritik gimana nantinya?k yg lainya aja deh.+628131733xxxx

19. Jgn memilih Foke nanti, pilihlah Sarwono atau Golput saja, ok? Hidup demokrasi. Fr Donny, jkt.+6281816xxxx

20. Kalau orang bijak tidak mau di kritik tergolong kemauan sakit,sebab kritikan ada manfa at buat orang bijak akan bertambah bijak. TEDDY DEPOK+628131046xxxx

21. sautrenasto: sori td sms pertama salah. Ternyata ini pberhentian yg ke2 dr Jak TV.Ok bung Wimar jgn nyerah tiru Efendy Gozali yg mgkritik dg bhs parodi.mksh +62812184xxxx

22. Kalo pejabat publik tdk suka dikritik berarti ia bukan pemimpin sejati, namun dikritik itu memang gak enak kok..! Tks Taufan kuntoadji, jaksel.+62817636xxxx

23. Nah! Itu "semoga pilkada berjalan sukses dan damai",gitukan iklannya Fauzi Bowo sama Bang Yos.Huahahaha pilih dan tusuk bang Bowo sampai ko-it! Dari Dito Utan Kayu+62856817xxxx

24. Mnrt sy p F B ga siap kalo dikritik,nanti sy piih AD aja.Tks bagus jkt+62812832xxxx

25. (firman) ya klo memang gak mau di kritik,klo mang bnr2 kagak korup ya pantas,tp knp pake mecat2 sgla. Lha wong kta hdp hrs saling membagi,bkn pake cara seperti itu+628151068xxxx

26. Yusup jakut.Calon gubernur,Fausi wibowo pertanda sang calon gubernur tsb bukanlah figur calon gubenur jkt yg tepat dipilih warga jkt,pilih aja calon yg lain !+62217158xxxx

27. Mestinya klo pa wilmar hny ingin jd pngeritik ya gak usah dong mau diajak gus dur utk jd men tri wkt itu+628133930xxxx

28. Baru calon gub aja tdk mau di kritik bgamana nanti klau sdh jd gubernur,inilah pilian parte poli tik bukan pilihan rakyat,Riyanto bks.+628138199xxxx

29. Dari sito klender, jaman reformasi media masih dintervensi?Fauzi bowo? ..Buang aja kehutan+62815990xxxx

30. AssWW.SAIFUL-dKEMANG.BungWIMAR maju terus dong..Klo mndur makin terasa melembaganya otoriter r tuh calon yg sombong & "RAKUS MANFAATIN FASILITAS NEGARA",Maju terus BUNG!!

31. 3 berkat yang telah disediakan oleh TUHAN. 1 ) sy tlh di lhr kan di Dunia 2) sy bkrj & hak sy trm gj , 3 ) berkat yang ada di atas kepala saya yang harus saya meloncat loncat dan hanya loncat lebih tinggi seperti bintang NBA Mickhel Jordan ia lari & kejar bola dan meloncati gala lalu bola dimasukan, spectakuler !. Maju terus bang wimar ...Gamter Tg priok Jakut+628138950xxxx