Wednesday, May 30, 2007

HIDUP FOKE !!! = HIDUP DBD !!!!


Selama April 3.693 Warga DKI Kena DBD, Status KLB Bertahan
-------------------------------------------------------------------------------------


Jakarta - Cuaca Jakarta yang berubah, kadang hujan, kadang kemarau membuat nyamuk Aedes aegepty penyebab demam berdarah dengue (DBD) masih betah memakan korban.

Dari Januari 2007 hingga 25 April 2007 ini jumlah korban DBD sebanyak 14.109 orang dengan korban tewas 46 orang.

"Karena jumlah korban masih banyak, maka status KLB di Jakarta belum diturunkan," ujar Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Wibowo Sukijat di Balaikota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (26/4/2007).

Menurut Wibowo, pada bulan April ini jumlah korban sebanyak 3.693 korban dengan total meninggal 5 orang. Untuk korban DBD terbanyak yakni di Jakarta Timur dengan korban 1.173 dan meninggal 12 orang sejak Januari-April 2007.

Peringkat kedua korban DBD yakni di Jakarta Selatan berjumlah 1.125. Ketiga, Jakarta Barat dengan korban 509 dan di Jakarta Pusat 464 serta Jakarta Utara 422. Untuk Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan Jakarta Utara tidak ada korban meninggal.

sumber :detikcom
============


Wabah DBD Ancam DKI Lagi
---------------------------------------


JAKARTA PUSAT (SINDO) - Pemprov DKI Jakarta memprediksi wabah demam berdarah dengue (DBD) bakal kembali merajalela pada Juni hingga Agustus mendatang. Hal ini didasari siklus perubahan cuaca seperti yang terjadi sebelumnya.

"Meski bulan ini (Mei) penderita DBD di sejumlah wilayah turun cukup signifikan, berdasarkan ritme tahunan biasanya puncaknya terjadi pada Juni - Agustus," ujar Asisten Bidang Kesejahteraan Masyarakat DKI Jakarta Rohana Manggala kepada wartawan di Balai Kota. Disinyalir, untuk menyikapi ancaman penyakit tersebut, Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso dan instansi terkait akan membahas persoalan krusial ini.

Dia menyatakan, periode tiga bulan tersebut (Juni - Agustus) merupakan status waspada bagi warga Ibu Kota terhadap DBD. Sebab, dia memastikan jumlah penderita DBD bakal bertambah seiring dengan perubahan cuaca pada bulan tersebut. "Jika cuaca tak pasti perubahannya, maka DBD akan terus menghantui warga," ungkapnya. Karena itu, warga diminta terus menggalakkan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di setiap wilayahnya. "Sementara Pemprov tetap melaksanakan foggingfokus massal bagi kelurahan yang rawan bahaya DBD." Selain fogging,warga juga harus memberikan bubuk Abate ke semua kolam dan penampung air.

Ini penting, untuk mematikan jentik nyamuk aedes aegypti. "Yang lebih penting lagi, warga harus berperan aktif menggiatkan gerakan 3M (Mengubur, Menutup, dan Menguras). Kami juga akan melibatkan pelajar ke tiap-tiap rumah,agar tumbuh kesadaran bersama," paparnya. Dia juga mengimbau fogging diintensifkan tidak hanya Jumat saja,tetapi juga pada Sabtu dan Minggu.Lebih dari itu,petugas fogging harus mengetahui takaran obat yang dipakai untuk menyemprot dan tidak hanya sekadar semprot saja. Kepala Subdinas Kesejahteraan Masyarakat Jakarta Barat Ariyani Murti menuturkan, Pemprov akan mengganti obat fogging yang dipakai selama ini dengan obat yang tidak mengganggu kesehatan dan ramah lingkungan.

"Sesuai anjuran Departemen Kesehatan, kita akan pakai Cynof. Obat ini ramah lingkungan dan mampu menyerang syaraf nyamuk hingga mati seketika," tandasnya. Ke depannya, untuk menyadarkan masyarakat dari bahaya DBD,Pemprov akan memasukkan kurikulum muatan lokal (mulok) pada setiap sekolah. "Ini sangat penting untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada anak usia dini," ucapnya. Sekda DKI Jakarta Ritola Tasmaya menambahkan, fogging rutin yang dilakukan Pemprov sudah sesuai dengan aturan. Pemakaian obat berupa Fendona dan Cynoff yang merupakan bantuan Departemen Kesehatan memang dicampur dengan solar.

"Bahan sebanyak 1,6 liter ini dicampur dengan 40 liter solar," tuturnya. Campuran ini harus diaduk secara merata dalam satu wadah (ember), kemudian dimasukkan dalam mesin fogging. "Untuk menghidupkan mesin dibutuhkan delapan liter bensin," tukasnya. Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso meminta warga agar tetap waspada terhadap DBD di setiap kelurahan. "Caranya, selain fogging yang dilakukan tiap Jumat selama 30 menit, juga dibantu warga dengan gerakan PSN." Untuk fogging,jika petugas menemukan ada penolakan dari warga, akan dikenai denda Rp60.000.

Hal ini sebagai shock therapy bagi penghuni rumah lain agar menerima petugas fogging. Namun, ancaman denda ini masih belum diatur dalam peraturan daerah tentang penanggulangan DBD. "Kalau sudah ada perdanya,baru mereka yang menolak akan ditindak tegas," ucapnya. Menurut dia,kalau foggingfokus massal yang dilakukan dalam dua siklus ini masih belum maksimal, siklus pengasapan akan ditambah lagi.
sumber :Seputar Indonesia,
====================

Menkes: Penderita DBD Daerah Lain Turun, Hanya DKI yang Naik
-----------------------------------------------------------------------------------------


Jakarta - Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mengakui jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di DKI Jakarta meningkat pesat dibanding daerah lain. Hal itulah yang menyebabkan DBD dijadikan kejadian luar biasa (KLB) di Jakarta.

"Di Jakarta itu naik 200 orang, dibanding daereh lain, hanya DKI yang naik. Daerah lain turun," ujar Menkes di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (11/4/2007).

Menkes menambahkan, untuk menangani KLB DBD di Jakarta, pihaknya bersama Pemprov DKI akan melakukan penyemprotan massal di seluruh wilayah DKI.

"Itu akan dilakukan dengan satu style penyemprotan massal," imbuh ahli jantung itu.

Jakarta ditetapkan sebagai KLB DBD oleh Gubernur Sutiyoso pada 9 April 2007. Hal itu karena DBD sudah merenggut 41 nyawa sejak 1 Januari hingga awal April 2007. Sedangkan untuk korban yang dirawat sebanyak 10.942 orang.

sumber: detikcom
=============

No comments: