Wednesday, May 30, 2007

HIDUP FOKE !!! = HIDUP PREMANISME !!!!


DKI Butuh Pemimpin Bukan Penguasa
----------------------------------------------------


Jakarta - DKI Jakarta saat ini membutuhkan seorang pemimpin dan bukan penguasa. Makanya, calon gubernur yang maju dalam pilkada tahun 2007 nanti haruslah seorang pemimpin dan bukan penguasa seperti sekarang ini.

"Kita membutuhkan pemimpin yang bisa berpihak kepada warga Jakarta," kata Koordinator Forum Warga Kota Jakarta (Fakta) Azas Tigor Nainggolan kepada detikcom, Rabu (5/7/2006).

Calon gubernur mendatang harus orang yang sangat mengerti persoalan warga Jakarta. "Dia harus berani memberantas premanisme dan kekerasan yang sering terjadi saat ini," katanya.

Selain itu, pemimpin DKI Jakarta harus lah bisa meningkatkan kesejahteraan kepada masyarakat. "Jangan pilih gubernur yang nantinya cuma bisa menggusur warganya," ujarnya.

sumber:detik.com
============

Pengawal Foke Over Acting, Kamera Wartawan Jadi Korban
--------------------------------------------------------------------------------


Jakarta - Kericuhan sempat mewarnai acara deklarasi Cagub-Cawagub pasangan Fauzi Bowo-Prijanto. Wartawan yang meliput acara sempat bersitegang dengan pengawal calon peserta Pilkada itu. Akibatnya, tutup kamera salah satu wartawan televisi terjatuh dan pecah.
Peristiwa itu bermula saat wartawan berusaha mencegat Fauzi yang enggan menjelasan alasan kenapa dirinya memilih Prijanto sebagai pendampingnya. Usai deklarasi, puluhan wartawan pun segera memburu pria berkumis tebal itu.
"Berikan jalan pada bapak, berikan jalan pada bapak," kata salah satu pengawal di Tugu Proklamasi, Jakarta, Jumat (1/6/2007). Seorang ajudan Foke pun langsung bertindak mengamankan bosnya dengan mencegah wartawan.
Foke terus ngeloyor dalam kawalan ajudan yang jumlahnya cukup banyak. Karena masih belum mendapatkan informasi, wartawan terus mengejar Foke.
"Pak wawancara sebentar, Pak. Pengawalnya jangan over acting dong," kata salah seorang wartawan.
Karena kesal tidak dipedulikan, tiba-tiba salah seorang wartawan menyeletuk, "Pak, belum jadi gubernur DKI saja sudah begini".
Entah karena mendengar ucapan wartawan itu, Fauzi pun berhenti tepat di pintu keluar Tugu Proklamasi. Namun jawaban yang didapat wartawan sama, pria yang masih menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta itu tetap tidak mau menjelaskan program-program dan alasan memilih Prijanto sebagai wakilnya.
"Statement saya pada deklarasi ini singkat, tolong perhatikan pada pidato saya tadi," kata Foke yang langsung berjalan menuju mobilnya.
Wartawan masih terus berusaha mengejar, namun terhalang oleh pengawal yang berjumlah lebih dari 10 itu. Akibat dorong-dorongan, tutup lensa kamera milik seorang kamerawan televisi terjatuh dan pecah karena terinjak-injak.
Setelah itu, wartawan pun akhirnya menyerah tanpa hasil. Sebagian menyesal dan merasa ada yang aneh terhadap diri Foke.
"Perasaan saat di Balaikota asyik-asyik saja dia. Kok sekarang lain ya? Apa karena banyak pengawalnya," gerutu wartawan.

sumber : detikcom
============

Oknum Bawasda DKI Intimidasi Perawat Puskesmas
----------------------------------------------------------------------


Jakarta, Rakyat Merdeka. Sebanyak 100 orang tenaga medis yang bertugas di Puskesmas se-Jakarta mengungkap bahwa seorang oknum Badan Pengawasan Daerah (Bawasda) DKI Jakarta telah melakukan intimidasi.
Mereka yang selama ini menjadi perawat Puskesmas mengeluhkan bahwa bantuan biaya pendidikan lanjutan keperawatan strata satu (S1) dan strata dua (S2) disunat dari Pemprov DKI Jakarta belum juga turun.
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, bantuan pendidikan untuk petugas medis Puskesmas, sebanyak 100 orang mendapatkan beasiswa sebesar Rp 13 juta per orang.
Rahmania, seorang perawat di Puskesmas Manggarai menyebutkan, mereka prihatin selain biaya pendidikan dipotong dan bahkan belum cair sudah setahun ini, mereka juga mendapat diintimidasi dari seorang staf Bawasda yang belakangan diketahui bernama Gunawan.
Atas kasus itu, mereka pun pernah mengadukan ke Polda Metro Jaya karena mengendus ada dugaan penyimpangan. Ke Dinas Kesehatan Provinsi juga sudah lapor sebanyak tiga kali.
“Kami diintimida untuk mencabut surat laporan ke Polda oleh staf Bawasda dan disuruh tanda tangan bahwa kami tidak akan menuntut uang pendidikan itu,” papar Rahmania kepada wartawan di Balaikota, Jakarta, Selasa siang ini (22/5).
Bunyi ancaman itu antara lain melalui SMS, “Mau dibina atau akan dibinasakan”. Karena itu, mereka pun mengadu ke Gubernur Sutiyoso.

sumber:Rakyat Merdeka
==================

No comments: