Monday, June 4, 2007

SURVEI TERBARU : INCUMBENT TIDAK LAKU

LSI: Pasangan Cagub Incumbent Tidak Akan Laku
-------------------------------------------------------------------


Jakarta, Rakyat Merdeka. Warga Jakarta diprediksi tidak akan memilih calon Gubernur dari Porvinsi (Pemprov) Jakarta, karena mereka menilai kinerja Pemprov Jakarta telah gagal dalam pembangunan, mengatasi masalah banjir, pengangguran dan kemacetan. Perkiraan tersebut disampaikan Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI), Syaiful Mujani saat memaparkan hasil survei LSI di Hotel Cemara, Jakarta Pusat, sore ini (Minggu, 3/6). Dia mengatakan bahwa peluang perkiraan itu akan terwujud semakin besar, apabila Pilkada Jakarta berlangsung secara rasional, karena calon gubernur yang akrab dipanggil Foke terkait langsung dengan Pemprov Jakarta. "Evaluasi negatif atas Pemda DKI Jakarta ini bisa membuat Fauzi Bowo tidak dipilih sebagai calon gubernur Jakarta," ujarnya. Menurut Syaiful Mujani, dari hasil survei yang berlangsung sejak 23-29 Mei 2007 itu, LSI juga menemukan keinginan warga Jakarta agar calon Gubernur tidak hanya dari partai politik saja. Warga, lanjutnya, sangat mengharapkan ada calon perorangan atau independent yang mucnul dalam Pilkada Jakarta tahun ini. "Sebagian besar warga Jakarta tidak yakin bahwa calon gubernur DKI Jakarta yang diusung partai politik akan menghasilkan gubernur yang sesuai dengan keinginan rakyat," jelas Syaiful. Dari kesimpulan tersebut, sambungnya, LSI menilai keinginan warga DKI Jakarta harus dipenuhi. Bila tidak terpenuhi, legitimasi gubernur terpilih tidak akan kuat. Disamping itu, tambah Syaiful, Mahkamah Konstitusi (MK) harus segera meninjau kembali UU yang mengatur pencalonan kepala daerah, untuk mencegah kekisruhan hasil Pilkada yang sudah terjadi di beberapa daerah terus berlanjut. “Apakah bertentangan dengan konstitusi atau tidak, apakah bertentangan dengan suara rakyat sebagai sumber demokrasi," tandasnya.

sumber:Rakyat Merdeka
===============

Jangan Pilih Cagub dari Pemda DKI
------------------------------------------------


Jakarta - Berdasarkan hasil survey, kinerja Pemda DKI rupanya masih dinilai buruk. Seharusnya, cagub yang berkaitan dengan pemda tidak terpilih sebagai gubernur.
"Kinerja pemda hasil survey-nya menyebutkan buruk. Kalau dilihat dari sisi ini berarti sangat negatif. Kalau dalam pemilu ada rasionalitas, harusnya yang berkaitan dengan Pemda tidak terpilih lagi sebagai gubernur."
Hal itu dikatakan Direktur Lembaga Survey Indonesia Saiful Muzani dalam jumpa pers di Galeri Cemara, Jl Hos Cokroaminoto No 9, Menteng, Jakarta Selatan, Minggu (3/6/2007).
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan sekitar 1.090 orang warga Jakarta yang berasal dari 109 kelurahan, mereka banyak mengeluhkan kinerja Pemda DKI. Terutama dalam mengatasi pengangguran, kemacetan, banjir dan kriminalitas.
Pendapat responden yang telah berusia 17 tahun ke atas, 58 persen merasakan bahwa ekonomi tahun ini lebih buruk dibanding tahun lalu. Masalah yang dikeluhkan oleh warga dan mendesak diselesaikan adalah pengangguran dengan prosentase 14,8 persen, kemacetan 14,6 persen, banjir 11,6 persen dan kriminalitas 10,1 persen.
"Kalau pemilih pada pIlkada DKI rasional, perlu ada calon alternatif karena yang menyatakan ekonomi DKI tahun ini lebih baik dari tahun lalu hanya 15 persen saja," pungkas Saiful.

sumber:detikcom
===========

"Jangan Pilih Cagub Arogan & Bermental Juragan"
-------------------------------------------------------------------


Jakarta, Agum Gumelar menyerukan kepada warga Jakarta untuk memilih figur yang bisa menjadi kepala pelayan masyarakat, pada Pilkada Jakarta tahun ini agar pemerintah bisa berperan lebih baik lagi, dalam memberikan kemudahan pelayanan bagi masayrakat.

Hal tersebut dinyatakan Agum Gumelar dalam diskusi publik di kediaman Mooryati Soedibyo, Jalan Ki MangunSarkoro nomor 69, Menteng, Jakarta Pusat siang ini (Selasa, 12/6).

Dia mengatakan, untuk memberikan kemudahan dalam pelayanan terhadap masyarakat, diperlukan gubernur yang dekat dengan rakyatnya. “Bukan yang arogan dan bermental juragan,” tegasnya.

Agum menambahkan, pemimpin yang bijak adalah seorang pemimpin yang melanjutkan hal-hal baik dari pemimpin terdahulu, dan tidak melanjutkan hal-hal yang buruk tanpa caci maki.

“Yang sudah baik dari Bang Yos lanjutkan, yang tidak baik jangan. Ini pemikiran untuk Bang Foke dan Bang Adang,” tukasnya.

Khusus mengenai pemberdayaan perempuan, Agum berharap agar siapa pun yang terpilih menjadi Gubernur Jakarta bisa meningkatkan pemberdayaan perempuan. Dalam kesempatan yang sama, dia menyatakan bahwa Sarwono Kusumatmadja masih bisa memiliki peluang untuk maju sebagai kandidat Gubernur Jakarta, jika calon gubernur independen diperbolehkan maju untuk bersaing dengan cagub dari partai politik.

“Kalau Sarwono masih punya kesempatan, tentunya dengan dukungan ibu-ibu semua yang ada di sini,” tambah Agum, sambil menyatakan bahwa perkataannya itu merupakan pernyataanya sebagai narasumber diskusi, bukan sebagai calon Gubernur Jakarta.

sumber:Rakyat Merdeka
==================


La Ode Ida: Jangan Pilih Cagub Busuk!
----------------------------------------------------


Jakarta, Munculnya calon gubernur/calon wakil gubernur DKI Jakarta yang hanya dua pasangan dari partai politik, dinilai akan menjadi antiklimaks proses demokrasi di tingkat lokal. Konstituen “dipaksa” memilih yang tidak sesuai dengan pilihannya, karena tidak ada alternatif lain.

Menurut Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) La Ode Ida, dikebirinya calon independen untuk bisa tampil di Pilkada Jakarta tahun ini bukan semata masalah aturan perundang-undangannya saja. Tapi masalah prinsip demokrasi yang fair dan tidak diskriminatif bagi setiap warga negara.

“Calon independen harus dilibatkan dalam Pilkada Jakarta karena kalau tidak maka akan mencederai demokrasi. Jakarta sebagai barometer Indonesia harusnya bisa memberikan teladan bagi daerah-daerah lain untuk menyelenggarakan Pilkada secara adil dan tidak diskriminatif,” papar La Ode dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu siang (9/6).

Tampilnya pasangan Adang Daradjatun-Dani Anwar dan Fauzi Bowo-Prijanto di Pilkada Jakarta yang diusung partai politik tidak serta merta menunjukkan proses demokrasi yang sehat. Oligarkhi partai dan permainan uang justru kental nuansanya.

“Makanya saya ingatkan kepada warga Jakarta, jangan sampai salah memilih pimpinan yang bau busuk. Enaknya sehari, tapi menderita lima tahun, ujar intelektual muda asal Sulawesi Tengah ini.

Menurut La Ode, pemimpin busuk dilahirkan dari sistem rekrutmen yang busuk pula. Proses penetapan calon oleh partai-partai besar (Koalisi Jakarta) dinilainya hanya permainan patgulipat. Pimpinan jangan hanya ambil untung untuk kejar setoran setelah modal habis untuk kampanye.

Saat ini, DPD sendiri sedang memperjuangkan calon independen bisa dimunculkan di setiap Pilkada di Indonesia. Kita sudah sampaikan itu dua bulan lalu ke DPR. Itu sudah di Pansus, tinggal DPR membahasnya. Khusus untuk Pilkada Jakarta, kami sudah siapkan konsepnya, papar La Ode menutup pendapatnya

sumber : Rakyat Merdeka.
===================

No comments: