Friday, June 1, 2007

HIDUP FOKE !!! = HIDUP BANJIR !!!!


Hakim Tolak Eksepsi Pemprov DKI, Korban Banjir Teriak 'Horee...'
-----------------------------------------------------------------------------------------


Jakarta - Seratusan korban banjir Jakarta berteriak kegirangan. Majelis hakim menolak eksepsi tergugat Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso dan 5 walikota Jakarta. "Horeee...!!!"

"Majelis hakim menolak seluruh eksepsi tergugat dan menyatakan pengadilan Jakarta Pusat berwenang mengadili perkara ini. Pemeriksaan perkara akan dilanjutkan ke tahap pembuktian," kata Ketua Majelis Hakim Moefri.

Hal ini disampaikan dia dalam sidang gugatan class action yang beragendakan pembacaan putusan sela, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jalan Gadjah Mada, Jakarta Pusat, Senin (16/7/2007).

Sorak gembira pengunjung yang mayoritas korban banjir DKI pada Februari 2007 pun langsung bergema memenuhi ruang sidang.

Salah seorang penggugat yang merupakan salah satu korban banjir dari Kampung Melayu mengaku puas dengan putusan tersebut.

"Pokoknya sidang mendatang saya sendiri akan jadi saksi. Tidak usah pakai kesaksian tertulis, saya kan korban juga," kata Tuti dengan berapi-api.

Sementara itu kuasa hukum Pemprov DKI Jakarta Made Suarja menyebutkan, pihaknya tetap menghormati putusan hakim. Dia menuturkan sejumlah bukti telah disiapkan, antara lain terkait santunan terhadap korban banjir.

"Tapi kita lihat dulu perkembangan dari penggugat," ujarnya.

Warga korban banjir DKI Jakarta yang tergabung dalam Jaringan Rakyat Korban Banjir (JRKB) mengajukan gugatan class action terhadap Pemprov DKI yakni Gubernur DKI dan 5 Walikota. Pemprov DKI dianggap lalai menangani korban banjir.

Gugatan class action diajukan oleh 11 warga JRKB. Mereka menuntut ganti rugi materiil dan immateriil senilai Rp 5,16 triliun atas kelalaian tergugat pada saat sebelum dan setelah banjir.

Sidang dilanjutkan Senin 23 Juli 2007 dengan agenda pembuktian dari pihak penggugat, yakni warga korban banjir.

sumber:detikcom
============


Salahkan Alam, Sutiyoso Dikecam
---------------------------------------------


Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso menuding alam sebagai penyebab banjir di Jakarta. Padahal, banjir karena kegagalannya. Lumbung Informasi Rakyat (Lira) dan warga korban banjir pun mengecamnya.
Kegagalan Sutiyoso dan Wakil Gubernur Fauzi Bowo siap dimejahijaukan. Lira akan mengajukan class action
"Sutiyoso dan Fauzi Bowo telah gagal. Parahnya, kegagalan ini justru menyalahkan alam. Itu hanya pembenaran terhadap kelalaian," ujar Presiden Lira M Jusuf Rizal dalam jumpa pers di DPP Lira, Gedung Gajah, Jalan Dr Saharjo, Jakarta, Kamis (8/2/2007). Hadir dalam acara itu para korban banjir Jakarta.
Gugatan class action itu rencananya akan diteruskan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Tujuannya agar diberikan penggantian kerugian materiil dan immateriil terhadap korban bencana banjir yang melanda Jakarta.
Sementara itu, perwakilan korban banjir Jakarta menuturkan, telah mengisi formulir pengaduan untuk gugatan class action. Mereka juga kecewa dengan kinerja Sutiyoso dan Fauzi Bowo.
"Sutiyoso jangan cuma ngomong ini bencana alam. Ini rakyat jadi susah. Kerjaannya cuma ngurusin busway doang. Tapi masyarakat harus menanggung kesalahannya," kata Yati Suparta (35), warga Percetakan Negara, Salemba. Saat banjir besar melanda Jakarta, rumah Yati terendam air hingga selutut orang dewasa.
Selain class action, Lira juga akan melakukan analisa terhadap kinerja pemda serta akan meminta kepolisian, serta KPK agar mengaudit APBD DKI Jakarta.
"Banjir ini kan jelas tahunan dan sudah dianggarkan. Artinya kami sangat yakin ada penyalahgunaan dana, sehingga banjir tetap terjadi. Kita akan minta kepolisian dan KPK untuk mengauditnya," kata Jusuf

sumber:detik.com
=============

Banjir Tewaskan 47 Warga Jakarta
-----------------------------------------------


Jakarta - Banjir yang melanda Jakarta menelan korban tidak sedikit. Korban tewas di Jakarta Jumat (9/2/2007) hingga pukul 14.00 WIB, berjumlah 47 orang. Sebelumnya tercatat 37 orang.
Angka ini hanya untuk Jakarta saja, belum termasuk dengan kota-kota lain di Banten 13 orang dan Jawa Barat 16 orang.
Data Crisis Center Satkorlak Penanggulangan Banjir dan Pengungsi DKI Jakarta menunjukkan, 10 korban tambahan ini sebagian besar tewas karena tenggelam.
10 Orang tersebut adalah Anariski (3 bulan), Sandi (1), Fitri (2). Mereka adalah warga Cengkareng dan belum diketahui penyebab kematian.
Warga Cengkareng lainnya adalah Nurdin (77), Arief (14), dan Abda Maiwan Anfianto (14). Mereka tewas karena tenggelam.
Selain itu Along (21) warga Kalideres, Sinah (59) warga Palmerah, Gunawan (53) dan Hendra (25) yang merupakan warga Kebon Jeruk.
Berdasarkan kota, korban tewas di Jakarta Pusat 3 orang, Jakarta Utara 11 orang, Jakarta Selatan 1 orang, Jakarta Timur 15 orang, dan Jakarta Barat 17 orang

sumber;detikcom
============

Merasa Berdosa, Arsitek Janji Beri Kompensasi Banjir
------------------------------------------------------------------------


Jakarta - Pembangunan mal-mal dituding sebagai biang kerok banjir. Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta mengaku bersalah dan bertanggung jawab.
"Kita ikut bertanggung jawab atas bencana banjir. Saya punya 4.000 anggota di Jakarta, dan banyak di antara mereka membidangi pembangunan mall-malla yang menyebabkan banjir di Jakarta," kata Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta Ahmad Djuhara.
Hal ini disampaikan Djuhara usai diskusi di Mario's Place, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (10/2/2006).
Djuhara berjanji akan memberikan kompensasi untuk mengupayakan ruang hijau di Jakarta dari 9 persen menjadi 30 persen. "Beri kami waktu 3 bulan untuk merealisasikan janji. Itu pun kalau diizinkan oleh Pemprov DKI Jakarta," ujarnya.
Kompensasi, menurut dia, diberikan dengan cara memperbanyak pembuatan taman kota, dan menindak pembangunan gedung di Jakarta yang menyalahi aturan.
Djuhara menyesalkan arsitek di Indonesia hanya sebatas dijadikan sebagai tukang, dan tidak dilibatkan dalam pembuatan kebijakan.
"Pembangunan di Jakarta di luar kontrol kami. Makanya, kami menggagas adanya UU Arsitek yang salah satunya berisi IMB hanya boleh diajukan oleh para arsitek," kata Djuhara.
Djuhara pun mengajak masyarakat cerdas sikapi bencana banjir.
"Masyarakat harus berani mengambil tindakan. Di Seoul, Korsel, masyarakat berinisiatif merobohkan jalan layang dan dijadikan taman kota. Itu terealisasikan," kata dia.

sumber : detikcom
=============

Sutiyoso Akui Persiapan Pemprov Tak Sebanding Dahsyatnya Banjir
-------------------------------------------------------------------------------------------


Jakarta - Kecaman dan makian soal banjir mengalir deras ke orang nomor satu di DKI Jakarta, Sutiyoso. Namun Sutiyoso mengklaim pihaknya sudah mengantisipasi datangnya banjir sejak lama.
Salah satunya, melakukan serangkaian rapat antisipasi banjir dan latihan gladi lapang pada November-Desember 2006.
"Namun namanya musibah, kapasitas yang disediakan tidak cukup dengan banjir yang datang," kilah Sutiyoso usai melepas 73 truk bantuan di Balaikota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (6/2/2007).
Meski kapasitas yang disediakan tidak cukup akibat hebatnya banjir, pihaknya, imbuh Sutiyoso, telah mengantisipasinya. Pemprov telah berkoordinasi dengan TNI dan Polri.
Antisipasi lainnya, meminta masyarakat pindah ke tempat pengungsian yang telah disediakan. "Jadi jangan di loteng saja," tandasnya.
Untuk mengantisipasi pengungsi korban banjir di waktu mendatang, Sutiyoso berencana membuat penampungan besar di lima wilayah DKI.
Dia mencontohkan Jakarta Pusat yang menyediakan Lapangan Banteng untuk menampung korban banjir.

sumber:detikcom
============

Foke Terseret Banjir: Kandidat dalam Berita
-----------------------------------------------------------


Banjir tak hanya mengepung Jakarta, tapi juga "menghanyutkan" popularitas Fauzi Bowo, kandidat kuat Gubernur Jakarta. Foke, sapaan populer Fauzi Bowo, turut dipersalahkan pada dua hal: terjadinya banjir bandang (yang lebih dahsyat ketimbang banjir 2002) dan ketidakmampuannya melakukan tanggap darurat untuk menangani para korban.Detik.com (7/2) dalam beritanya yang bertajuk "Banjir Badang Jakarta Kampanye Buruk Buat Foke" menulis,
"Kalau kemarin kemungkinan besar Foke yang akan dipilih, mungkin sekarang perlu dipertimbangkan lagi. Partai harus berhitung dengan matang, mumpung masih ada waktu," kata salah seorang politisi PDIP saat berbincang-bincang dengan detikcomBerita Kota (9/2) dalam beritanya yang bertajuk "Foke Gagal, Agum Beri Bantuan" menulis,
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Damai Sejahtera (PDS) perlu mempertimbangkan dukungan terhadap pencalonan Wagub Fauzi Bowo sebagai cagub dalam pilkada Agustus mendatang. Pasalnya, dia dinilai gagal melakukan tanggap darurat korban banjir. "Kegagalan ini akan mencemarkan nama parpol yang mencalonkannya pada pilkada mendatang," kata Direktur Eksekutif Jakarta for Indonesia Foundation (JIP) Syarif, Kamis (7/2). Hal senada juga diungkap Indo Pos (13/2) dalam beritanya bertajuk "Buntut bajir, Foke Dievaluasi" menyatakan,
...Pamor orang nomor dua di Pemprov DKI Jakarta ini turun karena mendapat raport merah karena dianggap gagal mengantisipasi banjir. Dua partai politik, PPP dan PDS, yang sebelumnya sudah hampir pasti menyokong Foke-panggilan akrab Fauzi Bowo di Pilkada, kini malah bersiap melakukan evaluasi dukungan.Upaya Foke untuk turut menolong korban banjir juga ditanggapi secara negatif. Indo Pos (13/2) dalam beritanya yang bertajuk "Foke Malah Bikin Posko" menulis,
Posko Foke -panggilan akrab Fauzi Bowo- itu menggandeng LSM PPJ (Perhimpunan Peduli Jakarta) untuk melakukan pengobatan gratis dan penyediaan air bersih korban banjir. "Dengan cara ini, kita berharap bisa sedikit membantu," tukas ketua PPJ Herujito, kemarin. Dia menyebut, Posko Foke terdapat di 10 titik wilayah banjir.Namun keberadaan Posko Foke tersebut menuai kecaman. Fauzi Bowo yang posisinya sebagai Wagub seharusnya bisa mengatasi dan melakukan recovery pasca banjir, bukan membuat posko sendiri di daerah banjir. "Sebagai orang nomor dua di DKI, dia harusnya mengkoordinir posko-posko itu. Foke punya wewenang untuk melakukannya. Tetapi dia malah ikut-ikutan membuat posko. Ini kan anomali," (kata Syarief, Direktur Eksekutif JIF) Secara tidak langsung, kemampuan Foke juga diungkap dengan meminjam pernyataan yang disampaikan salah seorang kandidat lainnya. Investor Daily Indonesia (7/2) misalnya mengangkat judul berita "Gubernur DKI Mendatang Harus Bisa Atasi Banjir"

sumber:berpolitik.com
================

No comments: